Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI Riau Catat Perlambatan Investor Baru pada Kuartal I/2020

Pertumbuhan jumlah investor baru melambat di Provinsi Riau selama kuartal I/2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Namun secara bulanan, pertumbuhan jumlah investor masih menunjukkan tren kenaikan.
Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (14/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (14/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, PEKANBARU - Pertumbuhan jumlah investor baru melambat di Provinsi Riau selama kuartal I/2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Namun secara bulanan, pertumbuhan jumlah investor masih menunjukkan tren kenaikan.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia Perwakilan Riau, jumlah investor baru di Provinsi Riau pada periode Januari-Maret 2020 bertambah sebanyak 814 investor menjadi 20.751 investor atau naik 4,08 persen dari posisi 19.937 pada akhir tahun lalu.

Kepala BEI Riau Emon Sulaeman merincikan bahwa investor bertambah sebanyak 183 investor pada Januari, 243 investor pada Februari, dan 388 investor pada Maret.

“Secara pertumbuhan MoM mengalami kenaikan. Namun jika dibanding kuartal I/2019, ada penurunan yang signifikan dari 1.406 investor pada kuartal I/2019 menjadi 814 investor pada kuartal I/2020,” kata Emon di Pekanbaru, Kamis (16/4/2020).

Adapun, pertumbuhan jumlah investor yang paling tinggi pada Maret 2020 selama kuartal I/2020 dijelaskan Emon karena peluang dari setiap krisis. Kali ini, krisis tersebut berwujud mewabahkan Covid-19 sampai ke Riau.

Dirinya menjelaskan bahwa investor tampak melihat peluang saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi pada Maret 2020 hingga menembus ke bawah level 4.000 menjadi 3.938.

Adapun, investor pun disebut mulai banyak yang memahani kondisi pasar modal dan memanfaatkan peluang ini seiring dengan pemberlakuan kerja dari rumah (work from home) untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

“Dampak WFH tentunya ada, terutama terkait dengan kegiatan operasional dan juga literasi dan edukasi menjadi sebatas melalui kegiatan-kegiatan online,” imbuh Emon.

Adapun, kondisi seperti sekarang ini disebut Emon membuat pihaknya kurang maksimal dalam memberikan edukasi investasi. Namun demikian, dirinya menyebut belum akan merevisi target investor sebanyak 8.500 investor pada tahun ini menjelang semester II/2020.

“Kami masih belum memutuskan, mungkin semester II nanti. Tidak semua orang nyaman dengan edukasi online dan masih merasa ribet,” jelas Emon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Ropesta Sitorus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper