Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lonjakan Harga Emas Topang Kinerja Rifan Financindo Pekanbaru hingga Akhir Tahun

Melesatnya harga emas sejak pertengahan 2019 hingga awal tahun ini berdampak positif terhadap kinerja PT Rifan Financindo Berjangka (RFB) cabang Pekanbaru. Diharapkan, menjelang akhir tahun ini volume transaksi di perseroan terus terkerek.
Karyawan menunjukan logam mulia di Butik Emas Antam, Jakarta, Selasa (11/2/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan menunjukan logam mulia di Butik Emas Antam, Jakarta, Selasa (11/2/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, PEKANBARU - Melesatnya harga emas sejak pertengahan 2019 hingga awal tahun ini berdampak positif terhadap kinerja PT Rifan Financindo Berjangka (RFB) cabang Pekanbaru. Diharapkan, menjelang akhir tahun ini volume transaksi di perseroan terus terkerek.

Adapun, sebanyak 80% transaksi di perdagangan berjangka milik RFB Pekanbaru berasal dari Locogold atau kontrak emas berjangka.

Liwan, Pimpinan Cabang RFB Pekanbaru, menjelaskan bahwa analis dan pelaku pasar meyakini lonjakan harga emas bakal tetap stabil pada kisaran US$1.600 per ons troi selama beberapa bulan ke depan waluapun nilai tukar dolar AS dan pasar saham berpotensi menguat.

“Prediksi para analis dan pelaku pasar terhadap harga emas yang diperkirakan menyentuh level US$1.600 per ons troi menjadi kenyataan. Sejak pertengahan tahun 2019, harga emas mulai merangkak naik ke sekitaran level US$ 1.400-US$ 1.500 per troy ounce,” jelas Liwan, Kamis (19/3/2020).

Adapun, penguatan harga emas menyusul wabah virus corona atau Covid-19  yang melanda China sejak Januari lalu.

Virus Corona yang telah menewaskan hampir 2.000 orang serta menyebar ke beberapa negara itu pun mempengaruhi ekspektasi pertumbuhan ekonomi global

Ancaman resesi, lanjut Liwan, saat ini mulai menggentayangi yang tercermin oleh pemangkasan perkiraan pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara maju seperti Jerman, Singapura, dan Jepang.

Untuk tahun ini, RFB Pekanbaru menargetkan total volume transaksi sekitar 250.000 lot dan jumlah nasabah sebanyak 400 orang.

"Berbicara pasar, sulit dipungkiri emas merupakan produk investasi yang selalu diburu di tengah situasi yang sedang volatil karena sifatnya safe haven. Ketika dolar AS melemah maka emas akan naik, atau ketika ada gejolak resesi di beberapa negara, dan perstiwa besar yang membuat masyarakat dunia cemas, emas juga akan naik, demikian analisa sederhananya," papar Liwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper