Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petugas Gabungan Siaga Bencana Banjir dan Longsor di Sumsel

Pemprov Sumatra Selatan meminta petugas gabungan untuk penanggulangan bencana tetap siaga dalam menghadapi bencana banjir dan tanah longsor yang masih rawan terjadi.
Permukiman kumuh di bantaran anak Sungai Musi di Palembang, Sumatra Selatan rawan banjir./Antara-Feny Selly
Permukiman kumuh di bantaran anak Sungai Musi di Palembang, Sumatra Selatan rawan banjir./Antara-Feny Selly

Bisnis.com, PALEMBANG – Pemprov Sumatra Selatan meminta petugas gabungan untuk penanggulangan bencana tetap siaga dalam menghadapi bencana banjir dan tanah longsor yang masih rawan terjadi.

Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya mengatakan petugas siaga juga perlu dibekali dengan peralatan untuk memudahkan mobilisasi manakala bencana tiba.

"Kami ingin mencegah permasalahan klasik seperti terlambat, belum ada laporan, belum ada petunjuk, tanggung jawab dinas atau instansi lain itu tidak terjadi lagi. Sehingga penanggulangan lebih cepat dilakukan dan kerugian akibat bencana dapat diminimalisir,” paparnya, Minggu (19/1/2020).

Dia mengatakan terdapat sekitar 1.000 orang petugas gabungan yang berasal dari anggota TNI, Polri, Satpol PP, mahasiswa dan instansi terkait lainnya.

Mawardi menjelaskan peristiwa alam seperti tanah longsor dan banjir merupakan peristiwa alam yang biasa terjadi saat musim hujan. Namun demikian, hal tersebut akan menjadi bencana besar hingga dapat menimbulkan korban jiwa jika tidak ditanggulangi dengan cepat.

“Peristiwa alam tersebut akan menjadi bencana jika kita tidak siap. Upaya kesiapsiagaan mulai dari pemetaan daerah rawan bencana, sosialisasi kondisi wilayah, penguatan kapasitas masyarakat dan aparat seperti pelatihan harus terus dilaksanakan,” paparnya.

Selain itu, sambungnya, terdegradasinya kondisi alam atau kurangnya data dukung alam seperti kerusakan hutan, pertambangan serta budaya membuang sampah sembarangan dapat menyebabkan terjadinya bencana tersebut.

Berdasarkan catatan pemprov, sedikitnya tiga kali bencana alam terjadi pada awal tahun ini, yakni banjir bandang di Kabupaten Empat Lawang, Kota Pagaralam dan Kabupaten Lahat. Dari kejadian itu sebanyak 9 kecamatan yang meliputi 29 desa terendam banjir.

“Infrastruktur yang rusak tentu akan kita bantu perbaiki. Sementara untuk rumah-rumah warga yang rusak akibat kejadian itu, tentu akan kita bantu juga,” katanya.

Sementara pada tahun 2019 lalu, terdapat 118 kali bencana terjadi Sumsel. Di mana 116 kali merupakan kebakaran rumah penduduk. Sementara bencana lainnya yakni banjir, angin puting beliung, banjir bandang dan kecelakaan perahu.

Dari kejadian tersebut mengakibatkat sebanyak 9.613 unit rumah terendam, 367 unit rumah terendam, 141 unit rumah roboh dan rusak berat, 23 unit jembatan putus dan rusak, serta 1.662,5 ha dan 1.000 ha sawah terendam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper