Bisnis.com, MEDAN — Sepanjang periode Januari-November 2019, total nilai ekspor komoditas Sumatra Utara terkoreksi atau kembali turun sebesar 13,19% dengan nilai penurunan sebesar US$1,071 miliar.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Utara ekspor pada Januari-November 2019 tercatat US$7,05 miliar, atau menurun hingga 13,19% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$8,12 miliar year-on-year (yoy).
Kepala BPS Sumut Syech Suhaimi menjelaskan penurunan ekspor terbesar terjadi pada sektor industri yakni sebesar 14,39 % (yoy) dengan nilai US$6,40 miliar. Sementara, sektor tersebut memberikan kontribusi ekspor terbesar, khususnya di Sumut yakni mencapai 90,86%.
“Ekspor golongan barang yang mengalami penurunan adalah golongan lemak & minyak hewan/nabati, karet, produk kimia, bahan kimia organik, kayu, dan juga buah-buahan,” kata, Syech, Kamis (2/1/2020).
Dia menjabarkan penurunan golongan barang lemak dan minyak hewan/nabati turun sebesar 17,33% senilai US$545,8 juta,karet dan barang dari karet turun 10,03% senilai US$110,54 juta, berbagai produk kimia sebesar 15,55% senilai US$139,52 juta, dan bahan kimia organik terpangkas paling tinggi sebesar 19,84% senilai US$ 76,14 juta.
Dia melanjutkan golongan kopi, teh, dan rempah rempah juga turun, meski tak signifikan sebesar 0,05%, golongan sabun dan preparat pembersih turun sebesar 7,62%, kayu dan barang dari kayu turun sebesar 9,07%, dan buah-buhan juga terpangkas sebesar 15,44%.
Baca Juga
Sementara, pada periode tersebut golongan barang yang mengalami peningkatan adalah tembakau yang naik 3,42% senilai US$9,2 juta, serta ikan dan udang naik sebesar 2,77% senilai US$ 6,7 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel