Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Sumut Terpangkas Hingga US$1,071 Miliar Hingga November 2019

Sepanjang periode Januari-November 2019, total nilai ekspor komoditas Sumatra Utara semakin terkoreksi, atau kembali mengalami penurunan sebesar 13,19% dengan nilai penurunan sebasar US$1,071 miliar.
Warga membakar batok kelapa untuk dijadikan arang di Desa Suak Ribe, Johan Pahalwan, Aceh Barat, Aceh, Rabu (4/12/2019). Dalam sehari perajin setempat mampu memproduksi 80 sampai 120 kilogram arang tempurung untuk dipasarkan ke pedagang lokal maupun diekpor ke Malaysia dan Singapura melalui agen penampung di Medan Sumatera Utara dengan harga Rp 5.000 - Rp 6.200 per kilogram./Antara-Syifa Yulinnas
Warga membakar batok kelapa untuk dijadikan arang di Desa Suak Ribe, Johan Pahalwan, Aceh Barat, Aceh, Rabu (4/12/2019). Dalam sehari perajin setempat mampu memproduksi 80 sampai 120 kilogram arang tempurung untuk dipasarkan ke pedagang lokal maupun diekpor ke Malaysia dan Singapura melalui agen penampung di Medan Sumatera Utara dengan harga Rp 5.000 - Rp 6.200 per kilogram./Antara-Syifa Yulinnas

Bisnis.com, MEDAN — Sepanjang periode Januari-November 2019, total nilai ekspor komoditas Sumatra Utara terkoreksi atau kembali turun sebesar 13,19% dengan nilai penurunan sebesar US$1,071 miliar.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Utara ekspor pada Januari-November 2019 tercatat US$7,05 miliar, atau menurun hingga 13,19% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$8,12 miliar year-on-year (yoy).

Kepala BPS Sumut Syech Suhaimi menjelaskan penurunan ekspor terbesar terjadi pada sektor industri yakni sebesar 14,39 % (yoy) dengan nilai US$6,40 miliar. Sementara, sektor tersebut memberikan kontribusi ekspor terbesar, khususnya di Sumut yakni mencapai 90,86%.

“Ekspor golongan barang yang mengalami penurunan adalah golongan lemak & minyak hewan/nabati, karet, produk kimia, bahan kimia organik, kayu, dan juga buah-buahan,” kata, Syech, Kamis (2/1/2020).

Dia menjabarkan penurunan golongan barang lemak dan minyak hewan/nabati turun sebesar 17,33% senilai US$545,8 juta,karet dan barang dari karet turun 10,03% senilai US$110,54 juta, berbagai produk kimia sebesar 15,55% senilai US$139,52 juta, dan bahan kimia organik terpangkas paling tinggi sebesar 19,84% senilai US$ 76,14 juta.

Dia melanjutkan golongan kopi, teh, dan rempah rempah juga turun, meski tak signifikan sebesar 0,05%, golongan sabun dan preparat pembersih turun sebesar 7,62%, kayu dan barang dari kayu turun sebesar 9,07%, dan buah-buhan juga terpangkas sebesar 15,44%.

Sementara, pada periode tersebut golongan barang yang mengalami peningkatan adalah tembakau yang naik 3,42% senilai US$9,2 juta, serta ikan dan udang naik sebesar 2,77% senilai US$ 6,7 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper