Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asita : Kabut Asap Mulai Usik Penerbangan

Setiap pagi kabut dan asap cukup tebal, yang tadinya dijadwalkan keberangkatan pukul 06.20 WIB atau pukul 06.25 WIB justru harus ditunda.
Pengendara menembus kabut asap dampak dari kebakaran hutan dan lahan di Pekanbaru, Riau, Kamis (12/9/2019). Kota Pekanbaru menjadi salah satu wilayah di Provinsi Riau yang terpapar kabut asap karhutla di mana dalam tiga hari belakangan ini kabut asap semakin parah dirasakan masyarakat di kota itu. /Antara-Rony Muharrman
Pengendara menembus kabut asap dampak dari kebakaran hutan dan lahan di Pekanbaru, Riau, Kamis (12/9/2019). Kota Pekanbaru menjadi salah satu wilayah di Provinsi Riau yang terpapar kabut asap karhutla di mana dalam tiga hari belakangan ini kabut asap semakin parah dirasakan masyarakat di kota itu. /Antara-Rony Muharrman

Bisnis.com, PEKANBARU — Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata (ASITA) Riau, Dede Firmansyah meminta Pemerintah Provinsi Riau segera melakukan penanggulangan cepat kebakaran hutan dan lahan di daerah itu karena dampaknya telah mengganggu berbagai kegiatan usaha perdagangan, jasa dan penerbangan.

"Maskapai penerbangan kini sering menunda keberangkatan atau untuk take off dari Pekanbaru karena pagi asap tebal dan sangat membahayakan bagi penerbangan," kata Dede di Pekanbaru, Kamis (12/9/2019).

Menurut dia, beberapa hari terakhir, setiap pagi kabut dan asap cukup tebal, yang tadinya dijadwalkan keberangkatan pukul 06.20 WIB atau pukul 06.25 WIB justru harus ditunda dan menunggu udara agak terang kembali baru lepas landas.

Ia mengatakan, kondisi ini jelas tidak bisa dibiarkan berlarut karena selain merugikan penumpang tentunya juga sangat merugikan maskapai penerbangan yang harus terbang tidak tepat waktu sehingga menimbulkan kerugian.

"Kerugian materil lainnya juga dialami oleh para pemilik usaha yang bergantung pada tingkat kunjungan wisatawan seperti hotel restoran dan rumah makan serta pedagang di pasar-pasar," katanya.

Pedagang di pasar juga mengeluhkan omzet mereka turun karena sepi pembeli. Selain itu bagaimana wisatawan mau menginap di Riau tentunya mereka lebih banyak mencari aman dan melindungi kesehatan mereka dari dampak asap.

Oleh karena itu, kita tetap berharap bencana ini segera usai dan Riau kembali ramai dikunjungi sebab dengan makin banyaknya kunjungan ke Riau sektor ekonomi Riau akan tumbuh dengan baik lagi.

Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), makin pekat menyelimuti Kota Pekanbaru dan sekitarnya sehingga membuat jarak pandang sempat turun drastis.

Jarak pandang menurun drastis dari pagi pukul tujuh 1.500 meter menjadi 700 meter pada pukul sembilan akibat kabut asap, kata Staf Analisa BMKG Stasiun Pekanbaru, Bibin Sulianto di Pekanbaru, Kamis.

Kondisi asap di Pekanbaru, katanya berasal dari daerah-daerah sekitar Pekanbaru yang banyak terdapat titik api.

Berdasarkan data BMKG Stasiun Pekanbaru, satelit Terra dan Aqua pada 06.00 WIB mendeteksi titik panas paling banyak di Provinsi Sumatera Selatan ada 437 titik dan Jambi 420 titik. Sementara itu, di Provinsi Riau terdapat 279 titik panas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper