Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Sumsel Minta Perbankan Pacu Penyaluran Kredit Pasca BI7DRR Turun

Bank Indonesia Perwakilan Sumatra Selatan menilai kebijakan penurunan BI 7-day Reverse Repo Rate atau BI7DRR menjadi 5,5% dapat memicu peningkatan penyaluran kredit.
Kepala Perwakilan BI Sumsel, Yunita Resmi Sari (tengah) saat media briefing./Bisnis-Dinda Wulandari
Kepala Perwakilan BI Sumsel, Yunita Resmi Sari (tengah) saat media briefing./Bisnis-Dinda Wulandari

Bisnis.com, PALEMBANG — Bank Indonesia Perwakilan Sumatra Selatan menilai kebijakan penurunan BI 7-day Reverse Repo Rate atau BI7DRR menjadi 5,5% dapat memicu peningkatan penyaluran kredit dari perbankan yang belakangan ini menurun di wilayah itu.

Kepala Perwakilan BI Sumsel, Yunita Resmi Sari, mengatakan pertumbuhan kredit di Sumsel tumbuh melambat dari semula 5,91% pada Mei 2019 (yoy) menjadi 4,74% per Juni 2019.

"Perlu adanya penurunan suku bunga kredit untuk meningkatkan demand dari masyarakat. Kami berharap perbankan segera mengikuti kebijakan yang diputuskan BI," katanya saat media briefing, Jumat (23/8/2019).

Pertumbuhan kredit itu, kata Sari, jauh lebih rendah dibanding angka nasional yang mencapai 9,9%.

Di sisi lain, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan tumbuh positif dari semula 8,34% menjadi 11,65% per Juni 2019. Angka tersebut melesat jika dibandingkan pertumbuhan DPK nasional yang sebesar 7,4%.

Sari mengatakan peluang perekonomian di Sumsel masih tinggi sehingga perbankan diharapkan dapat memanfaatkannya untuk mendongkrak penyaluran kredit.

Dia menambahkan peningkatan penyaluran kredit juga perlu peran pemerintah daerah, pasalnya pertumbuhan kredit bisa tercipta jika ada permintaan (demand) dari masyarakat.

"Kita buka peluang investasi, misalnya dengan pembangunan infrastruktur oleh pemerintah pusat maupun daerah, kemudian nanti akan timbul peluang untuk meningkatkan konsumsi masyarakat, di sisi-sisi tersebutlah permintaan kredit bisa tumbuh," ujarnya.

Sari menambahkan ke depan, bank sentral memandang terbuka ruang kebijakan makroprudensial yang akomodatif untuk mendorong pertumbuhan kredit tanpa menganggu stabilitas sistem keuangan.

"BI memerkirakan pertumbuhan kredit perbankan dalam kisaran 10%-12% pada 2019 sementara DPK berkisar 7%-9% pada tahun ini," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper