Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mark Dynamics Indonesia Siap Pacu Produksi Cetakan Sarung Tangan

Pabrik cetakan sarung tangan PT Mark Dynamics Indonesia, Tbk siap memproduksi 610.000 cetakan perbulan setelah proyek penambahan kapasitas pabrik selesai.
Chief Executive Officer PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. (MARK) Ridwan Goh (kanan) menjelaskan tentang program peningkatan kapasitas pabrik cetakan sarung tangan dari 540.000 unit perbulan menjadi 610.000 unit perbulan./Bisnis-M. Abdi Amna
Chief Executive Officer PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. (MARK) Ridwan Goh (kanan) menjelaskan tentang program peningkatan kapasitas pabrik cetakan sarung tangan dari 540.000 unit perbulan menjadi 610.000 unit perbulan./Bisnis-M. Abdi Amna

Bisnis.com, MEDAN--Produsen cetakan sarung tangan PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. siap memproduksi 610.000 cetakan perbulan setelah proyek penambahan kapasitas pabrik selesai.

Presiden Direktur Mark Dynamics Indonesia, Ridwan Goh mengatakan pihaknya perlu menggenjot kemampuan produksi pabrik untuk bisa mengimbangi ekspansi pabrik sarung tangan global. Adapun, penambahan kapasitas produksi perusahaan telah bertambah dari 540.000 unit perbulan menjadi 610.000 unit perbulan.

"Peningkatan kapasitas produksi sudah selesai. Jadi produksinya bisa naik dari 540.000 menjadi 610.000 perbulan," ujarnya.

Menurutnya, bisnis sarung tangan bakal terus meningkat sehingga peluang penambahan kapasitas produksi cetakan sarung tangan turut terkerek. Secara global, Mark Dynamics unggul dengan kemampuan produksi menyentuh 6,36 juta unit cetakan pertahun. Kemudian, disusul Easy Sun, perusahaan asal Malaysia dengan kemampuan produksi 2,76 juta cetakan dan Ceramtec yang juga berasal dari Malaysia dengan kemampuan produksi 2,4 juta.

Jika dilihat secara menyeluruh, dia menyebut Malaysia berkontribusi sebesar 63%, diikuti Thailand 18%, China 10% dan Indonesia 3% terhadap pasokan sarung tangan.

Di tahun ini, diperkirakan kebutuhan sarung tangan global menyentuh 300 miliar pasang dengan nilai pasar mencapai US$4,8 miliar atau sekira Rp67,87 triliun.

Sementara itu, permintaan diproyeksi bakal terus datang dari negara di Eropa, Amerika dan Jepang. Menurutnya, sarung tangan karet dibutuhkan sektor industri, kesehatan, farmasi, makanan dan minuman, elektronik dan rumah tangga.

Dengan demikian, tingginya permintaan sarung tangan karet mendorong produsen cetakan sarung tangan memacu kemampuan produksi pabrik yang terletak di Tanjung Morawa, Sumatra Utara itu.

Oleh karena itu, Ridwan optimistis perusahaan bisa meraup keuntungan lebih tinggi di tahun ini seiring dengan tercapainya peningkatan kapasitas produksi ke 7,2 juta pasang cetakan. Perusahaan pun telah memproyeksikan kapasitas produksi pabrik hingga 2023 yang bakal mencapai 12 juta unit cetakan.

Berdasarkan laporan tahunan MARK 2018, perseroan memasang target penjualan dan laba bersih masing-masing dapat tumbuh 12% dan 22% secara tahunan atau mencapai Rp364,53 miliar dan Rp99,93 miliar pada 2019.

Dari target tersebut, pendapatan sepanjang kuartal I/2019 sekitar Rp88 miliar. Jika mengacu pada angka penjualan kuartal I/2018 sebesar Rp78,47 miliar, maka penjualan pada kuartal I/2019 diperkirakan tumbuh 12,14% secara tahunan. Hal itu dicapai dari penjualan 1,73 juta unit cetakan pada kuartal I/2019.

"Permintaan cetakan sarung tangan pun tidak akan mengalami penurunan mengingat untuk setiap cetakan masa pakai maksimum hanya satu tahun."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper