Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tol Trans Sumatra Berlanjut ke Ruas Sumsel–Bengkulu

Pembangunan jalan tol Trans Sumatra di Sumatra Selatan atau Sumsel berlanjut di mana pemerintah mulai menggeber pengerjaan di ruas provinsi itu hingga ke Bengkulu sepanjang 329,3 kilometer yang ditarget selesai pada 2023.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadi Muljono (ketiga dari kiri) bersam Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua dari kiri) meninjau pembangunan jalan tol Simpang IndralayaMuara Enim/Istimewa
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadi Muljono (ketiga dari kiri) bersam Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua dari kiri) meninjau pembangunan jalan tol Simpang IndralayaMuara Enim/Istimewa

Bisnis.com, MUARA ENIM – Pembangunan jalan tol Trans Sumatra di Sumatra Selatan atau Sumsel berlanjut di mana pemerintah mulai menggeber pengerjaan di ruas provinsi itu hingga ke Bengkulu sepanjang 329,3 kilometer yang ditarget selesai pada 2023.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadi Muljono mengatakan pembangunan ruas tersebut seiring ruas Bakauheni—Palembang yang hampir selesai, sehingga pihaknya menilai fungsi tol tersebut dapat maksimal apabila ada ruas lainnya, salah satunya Simpang Indralaya (Sumsel) – Bengkulu.

“Tol dari Bakauheni hingga ke Palembang ditarget selesai Juni 2019, supaya lebih maksimal kita perlu membangun ruas sirip dari tol itu, yakni Sumsel—Bengkulu,” katanya saat acara Penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Ruas Jalan Tol Muara Enim-Simpang Indralaya dan Ruas Jalan Tol Muara Enim-Lubuklinggau di Kabupaten Muara Enim, Sumsel,  Selasa (9/4/2019).

Adapun pembangunan ruas Sumsel—Bengkulu yang ditaksir menelan investasi Rp85,51 triliun itu terbagi menjadi tiga seksi, yakni Muara Enim – Simpang Indralaya sepanjang 119 kilometer, Muara Enim – Lahat – Lubuk Linggau sepanjang 114,5 km dan Lubuk Linggau – Curup – Bengkulu sepanjang 95,8 km.

Basuki berharap pembangunan ruas tol yang terdiri dari 8 simpang susun itu bisa cepat selesai dan tidak terkendala pembebasan lahan.

Menteri mencontohkan pengerjaan ruas tol di Lampung yang dinilai cepat karena tidak terhambat proses ganti-rugi lahan.

“Lampung itu cepat sekali. Ini contoh yang baik, pembebasan lahannya berupa ganti untung, bukan soal harga yang menjadi masalah melainkan biasanya ada kepemilikan yang tumpang tindih,” jelasnya.

Terkait dengan penetapan lokasi jalan tol, Basuki menerangkan agar pemda setempat dapat memberikan masukan dimana diharapkan agar jalan tol ini dapat menghubungkan ruas jalan dengan kawasan industri.

"Tidak ada gunanya tol itu lewat-lewat saja. Harus ada gunanya. Salah satunya dengan menghubungkan jalan tol dengan kawasan industri," kata Basuki.

Sementara itu, Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero), Bintang Perbowo, mengatakan pihaknya berharap pemerintah daerah mendukung pembangunan tol tersebut melalui kemudahan pembebasan lahan.

“Kami minta bantuan terutama kepada gubernur Sumsel dan gubernur Bengkulu, juga bupati dan walikota agar mau mendukung pembebasan lahan. Untuk anggarannya HK yang siapkan,” katanya.

Menurut Bintang, pengerjaan tahap awal masih berkenaan dengan pembebasan lahan yang ditarget beres tahun ini. Selanjutnya, perseroan akan masuk tahap konstruksi paling cepat Oktober 2019.

Perusahaan menargetkan seluruh dari tiga seksi ruas tol Simpang Indralaya – Bengkulu itu dapat difungsionalkan pada 2023.

“Pengerjaan tol ini sesuai dengan pembebasan lahan. Jika pembebasan lahan cepat dan tanpa hambatan maka pengerjaan pun bisa cepat,” ujarnya.

Bintang menjelaskan, sesuai pemetaan yang dilakukan pihaknya, kondisi tanah yang akan dibangun untuk tol beragam. Ada tanah keras, tanah rawa, sungai, hingga perbukitan.

Oleh karena itu, kata dia, pembuatan jalan tol akan menggunakan beragam metode, seperti vakum, elevated, file slab atau tiang pancang metode pengeboran.

Bahkan, dia mengemukakan, pihaknya menyiapkan anggaran yang cukup banyak untuk pengerjaan lahan di wilayah perbukitan di Bengkulu. Pasalnya, HK akan membangun dengan sistem pengeboran untuk terowongan.

Sementara itu, Ketua Badan Pelaksana Jalan Tol (BPJT), Danang Perikesit, mengatakan keberadaan tol Sumsel –Bengkulu akan memangkas waktu tempuh yang signifikan dari kondisi saat ini.

“Saat ini dari Palembang ke Muara Enim butuh waktu 4 jam. Nantinya, jika pakai tol waktu tempuhnya hanya 90 menit, jadi ada penghematan hingga 2 jam,” katanya.

Dia menambahkan sementara waktu tempuh dari Palembang ke Bengkulu hanya akan sampai 4 jam dari semula hingga 8 jam – 9 jam.

Dana menilai ruas jalan tol tersebut merupakan skala prioritas karena dapat meningkatkan konektivitas dan arus logistik.

“Di sektor pertanian, pertambangan, pariwisata pun dapat meningkat. Hasilnya, dapat mendorong program yang ada di Sumsel,”ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper