Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bulog Divre Sumsel Babel Kesulitan Serap Beras Petani

Perum Bulog Divre Sumatra Selatan kesulitan menyerap beras dari petani karena tingginya harga di lapangan yang mencapai di atas HPP.
Pekerja mengisi beras kedalam karung di Gudang Bulog Divisi Regional Riau - Kepulauan Riau di Pekanbaru, Riau, Rabu (18/4/2018)./ANTARA-Rony Muharrman
Pekerja mengisi beras kedalam karung di Gudang Bulog Divisi Regional Riau - Kepulauan Riau di Pekanbaru, Riau, Rabu (18/4/2018)./ANTARA-Rony Muharrman

Bisnis.com, PALEMBANG – Perum Bulog Divre Sumatra Selatan dan Bangka Belitung kesulitan menyerap beras dari petani seiring tingginya harga di lapangan yang berada di atas harga pembelian pemerintah atau HPP.

Kepala Perum Bulog Divre Sumsel dan Babel, M. Yusuf Salahuddin, mengatakan HPP yang ditetapkan sebesar Rp7.300 per kilogram dengan harga fleksibilitas hanya Rp8.030 per kg.

“Sementara harga jual di tingkat petani sekarang rata-rata di atas Rp8.300 per kg untuk beras asalan atau beras yang belum berkualitas medium maupun premium,” katanya, Selasa (5/3/2019).

Yusuf mengemukakan akibat tingginya harga tersebut penyerapan yang dilakukan Bulog masih minim meski saat ini sudah masuk masa panen.

Dia memaparkan saat ini Bulog baru menyerap 180 ton beras dari petani lokal di dua provinsi tersebut, Padahal Bulog ditarget harus menyerap 70.000 ton beras.

Menurut Yusuf, penyerapan sangat penting dilakukan mengingat stok akan terus berkurang karena penyaluran ke beberapa program, salah satunya untuk kepentingan Bansos dan Restra.

"Selama 2019 ini, sudah ada 4.000 ton beras yang kita salurkan untuk Bansos dan Restra. Nantinya akan terus disalurkan,” katanya.

Sementara stok beras di gudang Bulog Sumsel saat ini ada sebanyak 27.500 ton beras. Stok tersebut merupakan persediaan sejak tahun lalu hingga kini.

Namun demikian, kata Yusuf,  stok yang ada bukan berasal dari pengadaan atau penyerapan beras lokal, namun sebagian berasal dari daerah diluar Sumsel.

“Sebagian stok ini merupakan kiriman dari Jawa Timur. Sebagian lagi pengadaan dari petani lokal di 2018 lalu,” katanya.

Yusuf menjelaskan,Perum Bulog memiliki alokasi untuk pembelian beras senilai Rp10 triliun pada tahun ini. Namun demikian, pihaknya harus melakukan penyerapan dengan harga sesuai aturan.

“Bulog pusat sudah mengintruksikan agar kita melakukan penyerapan beras. Namun memang kendala saat ini harga jual dari petani cukup tinggi. Mau tidak mau kita pakai harga komersial,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper