Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi Sumut Capai 5,18% pada 2018

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatra Utara (Sumut) mencatat pertumbuhan ekonomi pada 2018 sebesar 5,18% bila dibandingkan dengan tahun 2017.

Bisnis.com, MEDAN--Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatra Utara (Sumut) mencatat pertumbuhan ekonomi pada 2018 sebesar 5,18% bila dibandingkan dengan tahun 2017. 

Kepala BPS Sumut Syekh Suhaimi mengatakan capaian pertumbuhan ekonomi pada 2018 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2017 yakni 5,12%. Menurutnya, terdapat beberapa hal yang mendorong laju pertumbuhan ekonomi di Sumut pada 2018 lebih tinggi. 

Adapun, dari sisi inflasi, cukup stabil dengan 1,32%. Kemudian, terdapat sentimen positif yang berasal dari aktivitas dan persiapan Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif mulai dari penyelenggaraan pertemuan terbatas, tatap muka, pemasangan alat peraga dan penyebaran bahan kampanye. 

Faktor lain yang berkontribusi yakni momen liburan sekolah, Natal dan Tahun Baru dengan naiknya permintaan beberapa komoditas seperti daging sapi dan ayam.

Dari sisi penyelesaian proyek infrastruktur seperti jalan raya, jembatan dan irigasi juga memberikan sentimen positif terhadap pertumbuhan ekonomi. 

Lalu, dari sisi pengeluaran perkapita perbulan, dari kelompok penduduk yang berada pada 40% lapisan terbawah tumbuh 3,85% dari periode Maret 2018 hingga September 2018.

Angka pengeluaran ini bahkan melampaui kenaikan garis kemiskinan pada periode yang sama yakni sebesar 1,6%. 

Di sisi lain, belanja modal pemerintah baik yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) lebih tinggi realisasinya.

Pada periode triwulan III/2018, realisasi penyerapan belanja pemerintah sebesar 30% dan naik menjadi 40% pada triwulan IV/2018 dari total pagu. 

"Pertumbuhan ekonomi di tahun 2018 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2017 yakni dari 5,12% menjadi 5,18%," ujarnya, Rabu (6/2/2019). 

Bila ditarik dari laju pertumbuhan ekonomi Sumatra Utara, lima tahun ke belakang, sejak 2014 justru cenderung melambat yakni dari 6,07% di tahun 2013 menjadi 5,23% pada 2014.

Kemudian, terus melambat sampai ke titik 5,10% pada 2015 dan 5,12 pada 2017. Adapun, pertumbuhan ekonomi pada 2018 sama dengan pertumbuhan ekonomi pada 2016 yaitu 5,18%. 

Lebih lanjut, untuk laju pertumbuhan di tahun 2018 menurut kegiatan produksi, ditopang sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 20,92%, industri pengolahan sebesar 20,03%, perdagangan 18,13% dan konstruksi 13,89%. 

Kendati demikian, sektor dengan pertumbuhan tertinggi justru sektor informasi dan komunikasi dengan pertumbuhan sebesar 8,43% dan kontribusi sebesar 2,04%, sektor akomodasi dan makan minum tumbuh 7,53% yang berkontribusi sebesar 2,38% serta jasa pendidikan dengan pertumbuhan 6,29% dengan kontribusi 1,83% terhadap total produk domestik regional bruto (PDRB). 

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi pada komponen pengeluaran konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) yang naik 11,38% dengan kontribusi sebesar 0,94% terhadap total PDRB. Sementara itu, sektor konsumsi rumah tangga yang berkontribusi sebesar 53,68% justru tumbuh 5,87%.

Secara nominal, PDRB Sumut pada 2018 atas harga dasar berlaku tahun 2018 mencapai Rp741,19 triliun dan PDRB perkapita atas harga dasar berlaku sebesar Rp51,42 juta. 

Bila dilihat pertriwulan, pertumbuhan ekonomi Sumut pada kuartal IV/2018 sebesar 5,30% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017.

Pertumbuhan tertinggi, berasal dari lapangan usaha informasi dan komunikasi yakni sebesar 9,18%, penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 8,11% serta perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 6,58%. 

Namun, dari sisi kontribusinya, lapangan usaha penopang perekonomian Sumut yakni pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 20,55% dan industri pengolahan sebesar 19,82%.

Sisanya, kontribusi terhadap perekonomian Sumut berasal dari lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 18,16% serta konstruksi sebesar 14,31%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper