Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Realisasi Investasi Sumbar Lampaui Target, Terdorong PMA

Pemerintah Provinsi Sumatra Barat mengklaim realisasi investasi ke daerah itu sepanjang tahun lalu jauh di atas target atau mencapai Rp4,7 triliun dari target yang dipatok hanya Rp4,1 triliun.
Wisatawan menikmati spot snorkeling (selam dangkal) di perairan Pulau Cubadak, Kawasan Mandeh, Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Kamis (31/1/2019). Kawasan tersebut merupakan salah satu spot terbaik snorkeling di Sumatera Barat./Antara-Iggoy el Fitra
Wisatawan menikmati spot snorkeling (selam dangkal) di perairan Pulau Cubadak, Kawasan Mandeh, Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Kamis (31/1/2019). Kawasan tersebut merupakan salah satu spot terbaik snorkeling di Sumatera Barat./Antara-Iggoy el Fitra

Bisnis.com, PADANG — Pemerintah Provinsi Sumatra Barat mengklaim realisasi investasi ke daerah itu sepanjang tahun lalu jauh di atas target atau mencapai Rp4,7 triliun dari target yang dipatok hanya Rp4,1 triliun.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumbar Maswar Dedi menyebutkan sepanjang tahun lalu realisasi investasi mencapai 112% di atas target.

“Realisasinya 112% dari target, yaitu mencapai Rp4,7 triliun dari target hanya Rp4,1 triliun,” ujarnya, Minggu (3/2/2019).

Menurutnya, realisasi investasi itu didorong masuknya investasi dari luar negeri atau penanaman modal asing (PMA) yang mencapai 341% dari target, yakni sebesar US$180 juta dari target US$52 juta.

Sedangkan investasi dalam negeri atau PMDN lebih rendah yakni hanya Rp2,3 triliun dari target yang dipatok sebesar Rp3,4 triliun.

“Terbantu karena realisasi investasi asing yang cukup tinggi. Kalau investasi dalam negeri tidak mencapai target,” katanya.

Dia mengungkapkan investasi itu mencakup bidang energi terbarukan dengan pemanfaatan potensi panas bumi atau geothermal yang kaya di Sumbar, sektor pariwisata, pekerbunanan, perikanan dan sektor lainnya.

Adapun, untuk tahun ini pemerintah setempat menargetkan investasi sebesar Rp4,3 triliun, atau sedikit meningkat dari target investasi tahun sebelumnya yang hanya Rp4,1 triliun.

“Prioritasnya adalah untuk sektor pariwisata dan energi terbarukan, karena potensinya yang sangat besar di Sumbar,” ujar Dedi.

Dia menyebutkan pemda setempat fokus mengembangkan sektor pariwisata sebagai sumber ekonomi daerah di masa mendatang, sekaligus memanfaatkan potensi energi terbarukan yang ada di daerah itu.

Dedi mengungkapkan untuk pariwisata, prioritas tahun ini adalah pembangunan kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata Mandeh di Pesisir Selatan dan KEK Mentawai di Taileleu, Pulau Siberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Saat ini, imbuhnya, progres penetapan dua KEK itu tengah dalam perencanaan dan pengajuan ke pusat untuk segera ditetapkan.

KEK Mandeh dikembangkan di lahan seluas 400 hektare di Bukik Ameh yang masuk dalam kawasan wisata bahari terpadu Mandeh. Kawasan itu membentang seluas 18.000 hektare dengan sejumlah pulau dan laut yang tenang, sehingga juga dijuluki Raja Ampat-nya Sumbar.

Kemudian, untuk KEK Mentawai direncanakan dibangun di lahan seluas 2.639 hektare yang 80% dari areal itu sudah dibebaskan, sehingga bisa segera dikembangkan oleh investor untuk percepatan infrastruktur pariwisata.

Selain itu, juga potensi – potensi wisata di berbagai daerah di Sumbar yang belum terkelola dengan baik, termasuk dari segi infrastruktur pendukung, dan kesiapan masyarakat.

Untuk bidang energi terbarukan, Sumbar memiliki setidaknya 17 titik geothermal atau panas bumi dengan potensi energi mencapai 1.600 MW.

Saat ini, PT Supreme Energi Muara Laboh sebuah konsorsium antara Indonesia, Prancis dan Jepang, menggarap potensi yang ada di Kabupaten Solok Selatan atau di sekitar kaki Gunung Kerinci, dan PT Hitay Daya Energy asal Turki menggarap potensi di kaki Gunung Talang, Kabupaten Solok.

Dia menyebutkan beberapa investor dari Amerika Serikat, dan sejumlah negara Eropa sudah menyatakan ketertarikan untuk berinvestasi di bidang energi terbarukan di Sumbar.

“Selain pariwisata, dan energi terbarukan, kami juga buka peluang investasi di bidang industri pengolahan, dan bidang yang lain,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Heri Faisal
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper