Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Unit Usaha Syariah CIMB Niaga Optimistis Bidik Pertumbuhan Dua Digit 2019

Unit Usaha Syariah PT Bank CIMB Niaga Tbk. optimistis laju pertumbuhan bisnis dua digit yang terjadi pada tahun ini masih berpotensi berlanjut pada 2019.
Karyawan beraktivitas di kantor cabang CIMB Niaga di Jakarta, Jumat (17/2)./JIBI-Abdullah Azzam
Karyawan beraktivitas di kantor cabang CIMB Niaga di Jakarta, Jumat (17/2)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, MEDAN - Unit Usaha Syariah PT Bank CIMB Niaga Tbk. optimistis laju pertumbuhan bisnis dua digit yang terjadi pada tahun ini masih berpotensi berlanjut pada 2019.

Sharia Banking Director CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara mengatakan kinerja perseroan hingga September 2018 telah melampaui rencana bisnis bank sampai akhir tahun yakni Rp24 triliun.

“Tahun ini proyeksi awal tumbuh Rp7 triliun dari akhir 2017 Rp16,6 triliun. Tapi ini sudah terlewati, kalau mungkin bisa sampai Rp26 triliun, kami yakni tahun depan harus bisa minimal sebesar pertumbuhan tahun ini," katanya kepada Bisnis, Kamis (8/11/2018).

Dia menjelaskan, sampai akhir September 2018 total pembiayaan yang disalurkan UUS CIMB Niaga telah mencapai Rp24,12 triliun, tumbuh 62,5% secara year on year (YoY). Menurut Pandji kinerja perseroan masih berpeluang meningkat hingga Rp26 triliun atau tumbuh lebih dari 50% dari capaian tahun lalu.

"Lima tahun terakhir pertumbuhan rata-rata perbankan konvensional tidak sampai dua digit sedangkan perbankan syariah nasional tumbuh 18%. Jadi pertumbuhan dua digit tahun depan bukanlah sesuatu yang mustahil," lanjutnya. 

Menurut Pandji, tantangan paling besar untuk perbankan syariah adalah meningkatkan pemahaman nasabah terkait produk syariah. Oleh karena itu pihaknya secara rutin melakukan pertemuan dengan nasabah-nasabah khususnya di luar kota Jakarta.

Teranyar, Kamis (8/11) lalu pihaknya menyambangi kota Medan dan mengumpulkan sekitar 100 nasabah khususnya dari segmen wholesale banking, baik korporasi swasta maupun BUMN. Sampai Desember mendatang, perseroan akan menggelar pertemuan serupa di beberapa kota seperti Bandung, Semarang, dan Surabaya.

“Kami tidak melakukan secara sporadis tapi rutin di setiap kota hampir setiap bulan untuk memberi edukasi dan meningkatkan awareness publik. Selain itu kami juga meningkatkan edukasi ke sisi internal sehingga pegawai kami dapat menawarkan produk syariah secara tepat,” lanjutnya.

Guna meningkatkan kinerja perseroan, CIMB Niaga Syariah masih mengandalkan strategi leveraging, yakni mengoptimalkan jaringan kantor konvensional dalam memasarkan produk-produk syariah.

Strategi itu diterapkan di semua wilayah operasional, termasuk di Sumatera Utara, di mana kontribusi pangsa pasarnya masih terbilang kecil.

Dalam kesempatan yang sama, Deputy I Head of Syariah Banking PT Bank CIMB Niaga Tbk. Rusdi Dahardin menambahkan bahwa kontribusi kantor cabang CIMB Niaga di Sumut masih sangat kecil dibandingkan dengan Jakarta, baik untuk perbankan syariah maupun konvensional.

Dilihat dari bidang bisnisnya, penopang pertumbuhan pembiayaan CIMB Niaga Syariah di Sumut adalah sektor perumahan dan korporasi seperti perkebunan.

“Market share di Sumut masih sekitar 3,5% dari pembiayaan keseluruhan atau sekitar 4% untuk CIMB Niaga syariah. Makanya pada 2019 salah satu fokus kami adalah meningkatkan market share di daerah-daerah. Sumatera termasuk prospektif dan growt bisnis kami cukup bagus dalam dua tahun terakhir,” jelasnya.

CIMB Niaga yakin perkembangan perbankan syariah akan semakin baik di waktu yang akan datang sejalan dengan banyaknya insentif dan program yang dibuat oleh regulator.

Pada perkembangan lain, Pandji menuturkan meski mengejar pertumbuhan, pihaknya tetap mengutamakan asas kehati-hatian dalam pemberian pembiayaan. Hal itu tercermin dari rasio tingkat pembiayaan bermasalah (nonperforming financing (NPF) sebesar 1,07% per akhir September 2018.

Sementara itu, di sisi penghimpunan dana, total dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun tumbuh 30,3% YoY menjadi Rp22,0 triliun.

Pertumbuhan dua digit pada sisi pembiayaan dan pendanaan mampu mengerek jumlah aset sebesar 63,7% YoY menjadi Rp31,2 triliun. Adapun, laba sebelum pajak tercatat sebesar Rp523,5 miliar, tumbuh 45,2% YoY.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper