Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rasio NPL Kredit UMKM di Sumsel Tembus 5,75%

Rasio kredit bermasalah untuk kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Sumatra Selatan (Sumsel) tercatat mengkhawatirkan karena telah melampaui ambang batas yakni menyentuh 5,75% per Juli 2018.
Pekerja menyelesaikan pembuatan tahu di sebuah pabrik tahu, Senin (10/9)./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja menyelesaikan pembuatan tahu di sebuah pabrik tahu, Senin (10/9)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, PALEMBANG – Rasio kredit bermasalah untuk kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Sumatra Selatan (Sumsel) tercatat mengkhawatirkan karena telah melampaui ambang batas yakni menyentuh 5,75% per Juli 2018.

Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 7 Sumatra Bagian Selatan Sabil mengatakan tingginya rasio Non Performing Loan (NPL) itu menunjukkan bahwa UMKM di Sumsel banyak yang bermasalah.

“Realitasnya seperti itu. Ini masalah buat kita dan kewajiban kita untuk membuat UMKM seharusnya berkembang,” tuturnya saat peringatan Hari Statistik Nasional di Palembang, Kamis (27/9/2018).

Sabil mengemukakan peningkatan rasio NPL tersebut bukan karena faktor internal dari industri perbankan, melainkan faktor eksternal yang memengaruhi daya beli masyarakat. 

Dia memaparkan perekonomian Sumsel sangat bergantung pada perkembangan harga komoditas karet karena mayoritas mata pencarian masyarakatnya dari sektor perkebunan tersebut. Manakala harga turun atau rendah, imbasnya menyebar ke seluruh sektor usaha termasuk UMKM.

Oleh karena itu, OJK mendorong pelaku UMKM untuk menjual produk yang mereka hasilkan secara online untuk menjangkau pangsa pasar yang lebih luas. Sementara itu, dari sisi pengawasan perbankan, OJK menilai perbankan telah menerapkan prinsip kehati-hatian dalam memberikan kredit UMKM.

“Berdasarkan audit kami, prinsip kehati-hatian yang dilaksanakan perbankan sudah sesuai prosesnya. Peningkatan NPL ini jadi lebih karena risiko bisnis,” lanjut Sabil.

OJK menyarankan agar perbankan juga memberikan pendampingan dan pembinaan kepada UMKM yang menjadi debitur sehingga usaha mereka tetap berkembang.

Saat ini, penyaluran kredit UMKM di Sumsel mencapai Rp25,76 triliun atau tumbuh 14,38% pada Juli 2018. Pertumbuhan tersebut dinilai lebih baik karena bisa di atas nasional yang tercatat baru 10% pada periode yang sama.

Adapun market share kredit UMKM Sumsel terhadap nasional meningkat dari 2,56% menjadi 2,66%. Secara umum, pembiayaan perbankan di Sumsel tumbuh 5,24% dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 103,19%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper