Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Sumut Anjlok 36,87%, Ini Pemicunya

Meski sempat bangkit pada dua tahun terakhir, nilai ekspor Sumatra Utara pada Juni 2018 kembali mengalami penurunan yang cukup dalam akibat perkembangan perdagangan global.
Ilustrasi ekspor dan impor/Istimewa
Ilustrasi ekspor dan impor/Istimewa

Bisnis.com, MEDAN – Meski sempat bangkit pada dua tahun terakhir, nilai ekspor Sumatra Utara pada Juni 2018 kembali mengalami penurunan yang cukup dalam akibat perkembangan perdagangan global.

Menurut Parlindungan Lubis, Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut, perang dagang antara dua raksasa perdagangan dunia berdampak negatif terhadap ekspor dari Sumut.

Mengacu pada data Badan Pusat Statistik Sumut, nilai ekspor per Juni 2018 mencapai US$549,93 juta, anjlok 36,87% secara bulanan dibandingkan Mei 2018 sebesar US$871,11 juta atau turun 13% secara year on year.

“Ada banyak faktor [penyebab penurunan] antara lain lesunya perekonomian dunia, perang dagang China-USA, kenaikan suku bunga global,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (7/8/2018).

Dari segi volume, total ekspor melalui pelabuhan muat di wilayah Sumut sebesar 601.551 ton, turun 32% dibandingkan dengan ekspor Mei 2018 sebesar 884.771 ton. Volume dan nilai ekspor tersebut merupakan yang terendah dalam setahun terakhir.

Sebagai gambaran, tren ekspor Sumut sempat melambat dalam 7 tahun terakhir atau sejak 2012 lalu. Pada akhir 2016 dan 2017, kondisinya cenderung berbalik arah pertumbuhan masing-masing 0,23% dan 18,72%.

Perbaikan tersebut sempat berlanjut pada kuartal awal 2018. Namun, pada kuartal II/2018 kinerjanya kembali mengalami perlambatan. Dilihat dari pasarnya, ekspor ke sepuluh negara tujuan utama mengalami penurunan sebesar 39,21% secara bulanan (MoM).

Negara China dan Amerika Serikat merupakan dua negar dengan porsi terbesar, masing-masing 11,85% dan 12,37%.

Nilai ekspor ke China mengalami penurunan yang terbesar yakni US$48,81 juta (-41,74%), diikuti negara AS dengan penurunan US$42,42 juta (-36,84%) dan Jepang sebesar US$42,28 juta (-58,81%).

Sementara itu, negara tujuan utama yang mengalami kenaikan ekspor adalah Rusia, sebesar US$16,32 juta, tumbuh 363,57% dan Belanda sebesar US$1,5 juta, tumbuh 6,56%.

Selain ekspor, kontraksi yang cukup dalam juga terjadi pada nilai impor yakni minus 30,76% dibandingkan Mei 2018, yakni dari sebelumnya US$563,47 juta menjadi US$390,15 juta.

Dengan realisasi itu, surplus neraca perdagangan Sumut per Juni mengalami kontraksi minus 48,06% secara bulanan dibandingkan dengan Mei 2018, yakni turun menjadi US$159,78 juta dari sebelumnya US$307,64 juta.

Secara kumulatif, surplus neraca perdagangan Sumut sepanjang Januari – Juni 2018 sebesar US$1,67 miliar, turun 32,46% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$2,47 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper