Bisnis.com, MEDAN – PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. (MARK), emiten produsen cetakan sarung tangan asal Sumatra Utara, membukukan kinerja positif sepanjang kuartal II/2018.
Presiden Direktur PT Mark Dynamics Indonesia Tbk., Ridwan Goh mengatakan pertumbuhan kinerja operasional dan keuangan perseroan terdongkrak akibat permintaan pasar terhadap produk sarung tangan kesehatan secara global yang tinggi.
“Perseroan berhasil menjaga tingkat kinerja yang positif sejalan dengan permintaan yang tinggi, dan kami juga optimistis sejalan dengan semakin besarnya perhatian masyarakat dalam menjaga kesehatan, kinerja jangka panjang yang baik dapat kami pertahankan,” tuturnya dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Minggu (29/7/2018).
Sebagai gambaran, perseroan mencatatkan pendapatan selama semester I/2018 mencapai Rp155,35 miliar, tumbuh 46,9% secara year on year (yoy) dibandingkan dengan posisi yang sama pada tahun lalu sebesar Rp105,79 miliar.
Adapun, total laba bersih yang dibukukan MARK mencapai Rp36,54 miliar per akhir Juni, tumbuh 132,1% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp15,74 miliar.
Ridwan menjelaskan kontributor pendapatan terbesar berasal dari ekspor dengan nilai mencapai 97% dibandingkan dengan pasar lokal.
“Mengingat posisi kami sebagai salah satu produsen hand former terkemuka di dunia, dengan pangsa pasar sebesar 35%, pasar ekspor masih menjadi tujuan utama pasar kami,” katanya.
Lebih lanjut, dia menuturkan perseroan juga meningkatkan efiisiensi beban. Tingkat biaya yang lebih rendah membuat laba kotor perseroan tercatat tumbuh 91,8% (yoy) ke level Rp64,76 miliar dengan margin laba kotor sebesar 41,7%.
Kemudian, beban operasional perseroan tercatat sebesar Rp14,24 miliar dengan rasio beban operasional terhadap pendaptan sebesar 9,2%.
Apresiasi nilai dolar AS juga ikut memberikan kontribusi positif total kenaikan laba selisih kurs sebesar Rp914,56 juta, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencatatkan rugi selisih kurs Rp514,61 juta.
Pertumbuhan juga tercermin pada sejumlah indikator keuangan utama lainnnya, seperti total aset yang tercatat Rp272,39 miliar, meningkat 12,6% dibandingkan dengan kuartal I/2018.
Aset lancar tercatat tumbuh 21,9% menjadi Rp178,97 miliar sedangkan aset tidak lancar mengalami penurunan sebesar 1,7% menjadi Rp93,41 miliar. “Kami akan terus berupaya meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham dan investor, termasuk melalui pengembangan usaha di luar bisnis organik perseroan,” ujar Ridwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel