Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sempat Anjlok 11,1% Semester I/2018, Ekspor Karet Sumut Diperkirakan Akan Normal

Jumlah cuti yang liburan yang lebih tinggi selama periode Lebaran pada tahun ini diklaim menjadi penyebab turunnya ekspor karet dari Sumatra Utara.
Pekerja menjemur lembaran karet./Bloomberg-Dario Pignatelli
Pekerja menjemur lembaran karet./Bloomberg-Dario Pignatelli

Bisnis.com, MEDAN – Jumlah cuti liburan yang lebih panjang selama periode Lebaran pada tahun ini diklaim menjadi penyebab turunnya ekspor karet dari Sumatra Utara.

Berdasarkan data yang disampaikan Sekretaris Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut Edy Irwansyah, volume ekspor karet Sumut pada semester I/2018 sebesar 226.012 ton.

Jumlah tersebut turun 11,1% atau sebesar 28.210 ton dibandingkan dengan realisasi ekspor pada periode yang sama tahun lalu sebesar 254.222 ton.

Adapun penurunan volume ekspor terbesar terjadi pada bulan Juni 2018 yang berjumlah 29.499 ton. Jumlah ekspor tersebut menjadi yang terendah dibandingkan volume ekspor bulanan selama periode Januari – Juni 2018 yang berkisar mulai dari 34.848 ton hingga 42.143 ton.

Secara bulanan, volume ekspor bulan Juni 2018 juga turun 27% atau turun 10.902 ton dibandingkan dengan Mei sebesar 40.401 ton.

Adanya tambahan cuti bersama mulai dari tanggal 11-20 Juni 2018, yang diikuti dengan dua hari libur nasional yakni hari lahir Pancasila pada 1 Juni dan libur Pilkada serentak pada 27 Juni, membuat produktivitas berkurang.

“Turunnya ekspor karena libur Lebaran dan cuti bersama pada Juni 2018 sehingga produksi berkurang karena karyawan banyak mengambil kesempatan untuk cuti,” katanya kepada Bisnis, akhir pekan lalu.

Ke depan, Edy menyatakan pihaknya tetap optimistis pertumbuhan volume ekspor akan berpotensi kembali ke level normal dalam bulan Juli serta semester II/2018 secara keseluruhan.

“Diperkirakan kembali normal sekitar 40.000 ton per bulan,” ujawrnya.

Menurut Edy salah satu tantangan terbesar perusahaan karet dalam menggenjot volume ekspor komoditas karet dari Sumut adalah pada sisi pasokan karet yang terbatas.

“Para pabrikan membeli bahan baku dari provinsi lain,” ungkapnya.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai ekspor melalui pelabuhan muat di wilayah Sumut per Mei 2018 mengalami kenaikan dibandingkan dengan April 2018 yakni dari US$736,57 juta menjadi US$871,11 juta atau tumbuh 18,27%.

Pertumbuhan nilai ekspor terbesar Sumut pada Mei 2018 dibandingkan dengan April 2018 terjadi pada golongan lemak dan minyak hewan / nabati; diikuti dengan golongan berbagai produk kimia; kopi, teh, rempah-rempah.

Dilihat dari negara tujuannya, ekspor dari Sumut yang terbesar pada Mei 2018 adalah ke Tiongkok yakni sebesar US$116,72 juta, diikuti dengan AS sebesar US$115,13 juta dan Jepang sebesar US$71,90 juta dengan kontribusi ketiganya mencapai 34,89%.

Menurut kelompok negara tujuan ekspor per Mei 2018, ekspor ke kawasan Asia (di luar Asean) merupakan yang terbesar dengan nilai US$309,06 juta atau sebesar 35,48%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper