Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengandung Boraks, Pabrik Mi Basah di Dumai Ditutup

Satu pabrik memproduksi mi basah di Kota Dumai, Provinsi Riau, terpaksa ditutup sementara oleh Dinas Kesehatan setempat karena diduga mengandung boraks yang dapat mengancam kesehatan konsumen.
Ilustrasi makanan mengandung formalin dan boraks/BeritaJakarta.com
Ilustrasi makanan mengandung formalin dan boraks/BeritaJakarta.com

Bisnis.com, DUMAI – Satu pabrik memproduksi mi basah di Kota Dumai, Provinsi Riau, terpaksa ditutup sementara oleh Dinas Kesehatan setempat karena diduga mengandung boraks yang dapat mengancam kesehatan konsumen.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai, Paisal, mengatakan produsen mi basah ini diduga kuat mencampurkan boraks, berdasarkan hasil uji sampel Balai Besar Pemeriksaan Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru.

"Untuk sementara waktu mereka tidak bisa memproduksi mi basah dan pengelola sudah diminta untuk menutup lokasinya," kata Paisal pada Kamis (31/5/2018).

Guna memastikan penjualan makanan minuman atau takjil ramadhan aman dikonsumsi di sejumlah lokasi, BPOM Pekanbaru telah turun ke lapangan melakukan inspeksi mendadak didampingi petugas Dinkes Dumai.

Dari sidak dan uji sejumlah sampel takjil di pasar Ramadan di Dumai, BPOM temukan satu sampel mie positif mengandung boraks dan bersumber dari produsen berada di Kecamatan Dumai Barat.

"Hasil pemeriksaan makanan di pasar ramadhan ada satu mie kuning positif mengandung boraks dan kita bakal menindaklanjuti temuan ini," sebutnya.

Sebelumnya, Dinkes Dumai melakukan pengujian 75 sampel takjil berbuka puasa dijual di sejumlah lokasi pasar Ramadan guna antisipasi kandungan zat pewarna berbahaya dan bahan pengawet.

Uji sampel takjil dilaksanakan tiap tahun oleh Dinkes Dumai dengan turun inspeksi mendadak ke pasar, bertujuan agar aman dikonsumsi masyarakat dan tidak mengandung zat pewarna atau penggunaan formalin, boraks, serta lainnya.

Paisal mengimbau masyarakat agar selektif dan berhati-hati mengkonsumsi takjil yang dijajakan di pasar Ramadan dan jangan tergiur dengan makanan dijual dengan harga murah atau warna mencolok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper