Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vokasi Industri, Kemenperin Gandeng 50 Perusahaan di Sumbagsel

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meluncurkan program pendidikan vokasi yang link and match antara industri dengan sekolah menengah kejuruan atau SMK untuk wilayah Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel).
Ilustrasi pendidikan vokasi./Istimewa
Ilustrasi pendidikan vokasi./Istimewa

Bisnis.com, PALEMBANG - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meluncurkan program pendidikan vokasi yang link and match antara industri dengan sekolah menengah kejuruan atau SMK untuk wilayah Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel).

Menteri Perindustrian Airlangga Hartato mengatakan program pendidikan vokasi bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) guna mengakselerasi penyediaan tenaga kerja yang terampil sesuai kebutuhan dunia industri.

"Peningkatan kompetisi SDM merupakan kunci untuk memenangkan kompetisi di tengah era persaingan global saat ini terutama dalam menghadapi perkembangan revolusi industri 4.0," katanya saat peluncuran program di Palembang, Jumat (11/5/2018).

Kemenperin mencatat, untuk wilayah Sumatra Bagian Selatan, industri yang terlibat dalam program pendidikan vokasi link and match ini sebanyak 50 perusahaan dengan menggandeng hingga 198 SMK.

Peluncuran program pendidikan vokasi ini memasuki tahap keenam, yang antara lain meliputi Provinsi Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Kepulauan Bangka - Belitung dan Lampung.

Tahap sebelumnya telah dilaksanakan untuk wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta, Jawa Barat, Sumatra Bagian Utara serta DKI Jakarta dan Banten.

Jadi, total sampai tahap keenam, terdapat 618 perusahaan dan 1.735 SMK.

"Upaya yang kami lakukan ini sebagai implementasi Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK," ujar Airlangga.

Pada kesempatan tersebut, dilakukan penandatanganan kerja sama sebanyak 290 perjanjian, satu SMK dapat dibina oleh beberapa perusahaan industri, sesuai dengan program keahlian di SMK yang terkait dengan sektor industri.

“Sejalan juga dengan yang ada di roadmap Making Indonesia 4.0, di mana kita perlu memanfaatkan bonus demografi. Ini untuk mewujudkan aspirasi menjadikan Indonesia sebagai negara dalam 10 besar ekonomi terkuat di dunia pada tahun 2030," paparnya.

Airlangga menjelaskan sampai dengan 10 tahun ke depan, Indonesia akan menikmati bonus demografi atau momentum ketika mayoritas penduduk berada pada usia produktif (usia 15-64 tahun mencapai 70 persen).

"Mereka ini harus menjadi aktor-aktor pembangunan, yang beperan memacu pertumbuhan ekonomi nasional," tambah Airlangga.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper