Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Gula & Kopi Melorot Seiring Penguatan Dolar AS

Harga gula kembali melorot bersamaan dengan harga kopi Arabika di bursa Intercontinental Exchange dalam tiga sesi berturut-turut karena pelemahan mata uang real Brasil di hadapan dolar Amerika Serikat yang mengikis minat pada ekspor komoditas berdenominasi dolar AS.
Pengunjung memperlihatkan biji kopi dalam Mandiri Jakarta Coffee Week (JACOWEEK) 2018 di Jakarta, Jumat (28/9/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Pengunjung memperlihatkan biji kopi dalam Mandiri Jakarta Coffee Week (JACOWEEK) 2018 di Jakarta, Jumat (28/9/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Harga gula kembali melorot bersamaan dengan harga kopi Arabika di bursa Intercontinental Exchange dalam tiga sesi berturut-turut karena pelemahan mata uang real Brasil di hadapan dolar Amerika Serikat yang mengikis minat pada ekspor komoditas berdenominasi dolar AS.

Pada perdagangan Rabu (14/11) harga gula di bursa Ice mengalami penurunan 0,33 poin atau 2,55% menjadi US$12,61 sen per pon dan mencatatkan penurunan harga sepanjang 2018 berjalan hingga 16,82%.

Adapun, harga kopi mengalami penurunan 1,25 poin atau 1,10% menjadi US$112,75 sen per pon dan membukukan penurunan harga sebanyak 13,47% secara year-to-date (ytd).

Analis pialang di Sucden Financial London Alex Boughton mengungkapkan bahwa pelemahan harga gula dan kopi saat ini karena dilanda sejumlah isu, tertutama karena dolar AS yang mengalami penguatan tajam.

Indeks dolar AS pada perdagangan Rabu (14/11) mengalami penurunan tipis 0,08% menjadi 97,21 poin. Kendati demikian, indeks dolar AS masih berada di titik tertingginya selama 16 bulan dan melemahkan seluruh mata uang rivalnya.

Harga gula anjlok dari titik tertinggi selama 9 bulan di posisi US$14,24 sen per pon pada 24 Oktober lalu karena jumlah pasokan gula dari Brasil yang melimpah. Brasil merupakan produsen dan pengekspor terbesar komoditas gula dan kopi.

Salah satu penyebab kemerosotan harga gula dan kopi adalah karena data dari Departemen Pertanian AS (USDA) menunjukkan bahwa jumlah penggilingan tebu di Brasil mencapai 24,9 juta ton dalam dua pekan pertama Oktober. Jumlah tersebut melebihi ekspektasi analis sebanyak 24,2 juta ton.

Adapun, jumlah produksi gula mencapai 958,000 ton, masih di bawah perkiraan sebanyak 970.000 ton.

Untuk kopi, produksi selama 12 bulan yang berakhir pada 30 Juni diperkirakan naik 25% ke rekor 63,4 juta kantong dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan melampaui estimasi agensi. Tiap kantong kopi berisi 60 kilogram atau 132 pon kopi.

 “Para konsumen gula dan kopi juga kemungkinan menurunkan minat beluinya jika penguatan dolar AS terus berlanjut, sedangkan cadangan pasokan masih sangat berlimpah,” ungkap Rodrigo Costa, Direktur Comexim, pengekspor asal Brasil, dikutip dari Bloomberg, Rabu (14/11).

Kepala perdagangan gula INTL FCStone di Sao Paulo Bruno Lima juga mengungkapkan bahwa penurunan harga gula juga terpicu oleh pelemahan real Brasil dan harga minyak mentah dunia yang terus mengalami penurunan sehingga menghapus prospek produksi etanol berbasis tebu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper