Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

APLSI: Pelabuhan Titan Tak Siap Layani Bongkar Muat Batu Bara

Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) mengkhawatirkan penutupan jalan umum untuk truk angkutan batu bara di Sumatra Selatan dapat mengganggu pasokan batu bara ke pembangkit listrik.
Warga mengamati kapal tongkang batu bara yang kandas dan patah menjadi dua akibat diterjang gelombang besar di perairan pantai Ujung Kareng, Lhoknga, Aceh Besar, Aceh, Senin (30/7/2018)./ANTARA-Ampelsa
Warga mengamati kapal tongkang batu bara yang kandas dan patah menjadi dua akibat diterjang gelombang besar di perairan pantai Ujung Kareng, Lhoknga, Aceh Besar, Aceh, Senin (30/7/2018)./ANTARA-Ampelsa

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) mengkhawatirkan penutupan jalan umum untuk truk angkutan batu bara di Sumatra Selatan dapat mengganggu pasokan batu bara ke pembangkit listrik.

Juru Bicara APLSI Rizal Calvary mengatakan, saat ini para pengusaha batubara di Sumsel diminta menggunakan jalur khusus Servo Lintas Raya milik PT Titan Infra Energy. Namun pelabuhan PT Titan dinilai tidak siap menjalankan amanah Gubernur tersebut.

“Setiap hari bakal ada 30 penambang yang akan memakai fasilitas PT Titan. Sebanyak 2.000 truk akan berseliweran membawa 60-70 ribu ton batubara. Setiap truk kebagian rata-rata kebagian empat rit dalam sehari. Dikalikan 2.000 truk, maka ada 8.000 rit truk yang akan berseliweran masuk ke Pelabuhan Titan. Melihat kondisi ini, pelabuhan Titan tidak akan mampu menampung volume batu bara yang sangat besar,” ujar Rizal melalui keterangan tertulisnya, Selasa (13/11/2018).

Menurutnya, Titan dinilai akan bermasalah dengan kemampuannya dalam me-loading batubara sesuai jadwal para penambang. Hal ini disebakan Titan tidak memiliki stockpile yang bisa menampung batubara yang berasal dari 30 tambang, dimana masing-masing tambang memiliki kalori dan spesifikasi batubara yang berbeda.

Selama ini terdapat delapan pelabuhan yang menampung batubara yang diangkut truk-truk dari penambang. Dengan adanya penutupan jalan, 6 ribuan truk dari delapan pelabuhan dikompres ke satu pelabuhan milik PT Titan.

“Tentu akan terjadi kemacetan yang luar biasa di Lahat dan Muara Enim. Sebab, jarak yang terlalu dekat dengan tambang dan membutuhkan waktu yang lama untuk menimbang batubara yang masuk ke pelabuhan sehingga menimbulkan antrian yang panjang dan tak terkendali. Bisa chaos di lapangan,” kata Rizal.

Di sisi lain, apabila terdapat salah satu tongkang milik penambang yang datang tidak sesuai jadwal laycan, maka seluruh jadwal kedatangan kapal akan berantakan. Situasi ini dapat menyebabkan kerugian para penambang lainnya. “Terancam demmurage saat transshipment. Pengiriman batubara ke pembangkit pun akan terlambat,” kata Rizal.

Kendala lainnya, Pelabuhan Titan hanya terdapat satu jetty manual. Padahal selama ini loading batubara di delapan pelabuhan dilayani oleh sembilan jetty loading manual.

Sebagaimana diberitakan baru-baru ini, Pemprov Sumsel mencabut Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 23 Tahun 2012 tentang tata cara angkutan batubara menggunakan jalan umum. Para pengusaha batubara di Sumsel kemudian diarahkan untuk melewati jalur khusus Servo Lintas Raya milik PT Titan Infra Energy. Kebijakan ini menimbulkan kekisruhan baru dunia usaha dan ketersediaan energy nasional.

APLSI meminta agar Pemprov Sumsel mencabut kembali kebijakan tersebut, sampai adanya win-win solution baik bagi dunia usaha dan pemerintah. Sebab kebijakan ini akan berdampak negatif terhadap industri listrik dan perekonomian lokal dan nasional.

"Dampak ekonomi dan dampak sosialnya akan besar sekali," ujar dia. Rizal mengatakan, Sumsel akan merugi sebesar US$1,2 miliar atau Rp 18,3 triliun/tahun bila terjadi penutupan jalan untuk batubara. "Kerugian ini akibat dari berkurangnya 23 juta ton per tahun penjualan batubara Sumsel.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper