Provinsi Riau Berpotensi Jadi Pengekspor Tepung Sagu Terbesar

Produktivitas sagu lahan gambut di Meranti, Provinsi Riau bisa mencapai 20 ton tepung per hektare dalam setahun sehingga bisa menjadi alternatif komoditas ekspor di masa mendatang.
Ketua Badan Restorasi Gambut Nazir Foead (Kanan) bersama Pakar Gambut Universitas Hokkaido Jepang, Profesor Mitsuru Osaki./Bisnis-Sarma Haratua Siregar
Ketua Badan Restorasi Gambut Nazir Foead (Kanan) bersama Pakar Gambut Universitas Hokkaido Jepang, Profesor Mitsuru Osaki./Bisnis-Sarma Haratua Siregar

Bisnis.com, BATAM – Produktivitas sagu lahan gambut di Meranti, Provinsi Riau bisa mencapai 20 ton tepung per hektare dalam setahun sehingga bisa menjadi alternatif komoditas ekspor di masa mendatang.

Provinsi Riau telah menjadi salah satu produsen sagu paling besar di Indonesia. Potensi luas lahan gambut yang bisa dimanfaatkan untuk perkebunan Sagu juga sangat besar. Jika luas daratan Riau mencapai 86.411,90 km2, maka sekitar 47.526, 55 km2 (kurang lebih 55%) di antaranya merupakan hutan Gambut.

“Sagu bisa menjadi salah satu kekuatan ekonomi Riau ke depan,” ujar ketua Badan Restorasi Gambut (BRG), Nazir Foead di Batam, Senin (12/11/2018).

Badan Restorasi Gambut (BRG) bersama Tropical Peatland Centre mempertajam program produktivitas gambut di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk di Meranti, Riau. Perhitungan BRG setiap satu hektare lahan bisa menghasilkan sekitar 20 ton tepung sagu setiap tahunnya. Dengan jumlah produksi sebesar itu, Riau bisa menjadi daerah pengekspor Sagu terbesar di Indonesia.

Kabupaten Kepulauan Meranti di Riau potensial untuk pengembangan pertanian sagu. Bentang alam kabupaten Kepulauan Meranti yang sebagian besar terdiri dari daratan rendah memiliki struktur tanah alluvial dan grey humus dalam bentuk rawa-rawa atau tanah basah dan berhutan bakau.

Karakteristik tanah ini tergolong dengan kedalaman solum cukup dalam dan bergambut. Lahan semacam ini subur untuk mengembangkan pertanian,perkebunan dan perikanan.

Pakar Gambut dari Unersitas Hokaido, Profesor Mitsuru Osaki mengatakan pengembangan pertanian sagu di lahan Gambut akan memberikan dampak ekonomis yang besar bila dikelola dengan baik.

Sagu merupakan tanaman yang adaptif terhadap lahan basah dan memiliki nilai ekonomi pada fungsi budi daya. Tanaman ini juga berfungsi sebagai tajuk pelindung gambut untuk meminimalkan penurunan muka air saat kemarau.

Pemanfaatan lahan gambut untuk budi daya tanaman sagu memiliki dampak sangat positif, secara ekologis dan ekonomis. Pasalnya budi daya sagu di lahan gambut memilik pola penanaman sangat sederhana, tanpa membutuhkan perawatan khusus.

Provinsi Riau Berpotensi Jadi Pengekspor Tepung Sagu Terbesar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper