Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luas sawah di Sentra Pertanian Sumsel Menyusut

Adanya selisih perhitungan luas panen yang dihitung pemerintah daerah dengan Badan Pusat Statistik di Sumatra Selatan terjadi di sejumlah sentra pertanian provinsi itu, salah satunya Kabupaten Ogan Komering Ilir atau OKI.
Petani menanam bibit padi pada musim tanam di Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatra Selatan, Jumat (5/5)./Antara-Feny Selly
Petani menanam bibit padi pada musim tanam di Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatra Selatan, Jumat (5/5)./Antara-Feny Selly

Bisnis.com, PALEMBANG – Adanya selisih perhitungan luas panen yang dihitung pemerintah daerah dengan Badan Pusat Statistik di Sumatra Selatan terjadi di sejumlah sentra pertanian provinsi itu, salah satunya Kabupaten Ogan Komering Ilir atau OKI.

Pemerintah Kabupaten OKI menyebut terjadi penurunan luasan lahan pertanian hingga 52,14$ selama kurun 5 tahun terakhir.

Bupati Kabupaten OKI Iskandar mengemukakan pihaknya tetap akan mempertahankan predikat daerah swasembada beras meski terjadi penurunan luas lahan pertanian.

“Kami mendukung metode terbaru yang diluncurkan oleh BPS selaku satu-satunya lembaga yang diakui undang-undang sebagai referensi acuan data nasional. Hasil tersebut kita jadikan pemicu untuk lebih giat lagi dalam memperluas dan meningkatkan produksi beras,” katanya, Kamis (1/11/2018).

Mengacu pada metode tersebut, luas lahan pertanian di OKI berkurang menjadi 53.835 hektare saja atau terjadi alih fungsi lahan pertanian seluas 58.641 ha,

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten OKI, Syarifudin, mengatakan mengacu perhitungan BPS pada tahun 2013 luas lahan pertanian mencapai 112.476 ha sementara berdasarkan penghitungan terbaru melalui metode KSA tersisa 53,835 ha.

“Contohnya, berdasarkan penghitungan terbaru tersebut di Kecamatan Lempuing Jaya luas lahan pertanian hanya menyisakan 3 ha saja sementara dilapangan mencapai 11,412 ha,” katanya.

Syarifudin mengatakan terjadi pengembalian lahan sawah dari tanaman karet di Kecamatan tersebut mencapai 101,2 ha yang akan mulai tanam periode Oktober-Maret.

“Artinya ada perbedan angka signifikan yang mungkin karena perbedaan metode ukur dari metode lama [eye estimate] ke metode baru kerangka sampel area (KSA),” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper