Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luas Panen Padi Sumsel Diproyeksi 513.210 Ha Hingga Desember 2018

Luas panen padi di Sumatra Selatan (Sumsel) diproyeksi 513.210 hektare (ha) hingga Desember 2018, dengan menggunakan metodologi baru yakni Kerangka Sampel Area (KSA).
Petani merontokkan padi hasil panen di areal persawahan, Kamis (18/10)./JIBI-Rachman
Petani merontokkan padi hasil panen di areal persawahan, Kamis (18/10)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, PALEMBANG -- Luas panen padi di Sumatra Selatan (Sumsel) diproyeksi 513.210 hektare (ha) hingga Desember 2018, dengan menggunakan metodologi baru yakni Kerangka Sampel Area (KSA).

Penghitungan luas panen yang dikembangkan Badan Pusat Statistik (BPS) tersebut menimbulkan selisih hingga 37% dengan luasan panen yang dihitung pemerintah daerah (pemda) di daftar SP lahan.

Kepala BPS Sumsel Endang Tri Wahyuningsih mengatakan KSA merupakan metode penghitungan luas panen dengan memanfaatkan teknologi citra satelit yang berasal dari Badan Informasi dan Geospasial (BIG) dan peta lahan baku sawah yang berasal dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN).

"Untuk verifikasi dilakukan oleh BIG dengan resolusi tertinggi dan dilanjutkan BPN. Jika memang ada selisih yang dirasa perlu di-update tidak masalah, update luas lahan baku sawah bisa dilakukan setiap saat," paparnya, Kamis (1/11/2018).

Endang menjelaskan Sumsel menjadi 1 dari 16 provinsi yang sudah diverifikasi untuk luas lahan baku sawah secara nasional. Dengan menghitung potensi sampai Desember 2018, pihaknya memproyeksi produksi padi Sumsel sebesar 2,65 juta ton Gabah Kering Giling (GKG).

Sementara itu, perbaikan metodologi perhitungan data produksi beras tetap menunjukkan bahwa Sumsel masih surplus sebanyak 687.690 ton, meskipun ada proyeksi kemungkinan terjadi penurunan produksi pada Oktober-Desember 2018.

Dia melanjutkan jumlah stok perlu diamati dari waktu ke waktu atau per bulan, bukan kumulatif satu tahun.

"Sehingga, stok bisa dikelola dgn baik. Beras itu sebarannya tidak hanya di rumah tangga, ada pula di pedagang, penggilingan, industri, dan Bulog," terang Endang.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper