Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembangan Bandara H.A.S. Hanandjoeddin Belitung Butuh Rp400 Miliar

Pengembangan yang dilakukan terdiri atas pembangunan terminal penumpang, landasan parkir pesawat (apron), dan penghubung antara landasan pacu dan apron (taxiway).
Menhub Budi Karya Sumadi saat mengunjungi Bandar Udara Internasional HAS Hanandjoeddin Tanjung Pandan, Belitung, Sabtu (28/10/2017)./Bisnis.com-Renat Sofie
Menhub Budi Karya Sumadi saat mengunjungi Bandar Udara Internasional HAS Hanandjoeddin Tanjung Pandan, Belitung, Sabtu (28/10/2017)./Bisnis.com-Renat Sofie

Bisnis.com, JAKARTA--PT Angkasa Pura II (Persero) menyebut dana investasi awal atau initial capital expenditure outlay yang dibutuhkan untuk mengembangkan Bandara H.A.S. Hanandjoeddin di Belitung mencapai Rp400 miliar.

Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan pengembangan yang dilakukan terdiri atas pembangunan terminal penumpang, landasan parkir pesawat (apron), dan penghubung antara landasan pacu dan apron (taxiway). 

Hingga saat ini, jumlah penumpang per tahun telah mencapai angka 800.000 dan ditargetkan mampu menembus angka 3 juta .

"Pengembangan ini diprediksi memakan biaya sekitar Rp400 miliar," kata Awaluddin usai melakukan penandatanganan nota kesepahaman Kerjasama Pengalihan Pengelolaan Bandara Hanandjoeddin dengan Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub, Jumat (21/9/2018).

Dia menambahkan penandatanganan MoU tersebut merupakan langkah awal bagi seluruh pihak dalam bekerja sama guna mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Kelayang di Bangka Belitung.

Selain itu, pemerintah akan mendorong pengembangkan beberapa infrastruktur penunjang KEK di sektor pariwisata ini.

Pihaknya menjelaskan pola pemanfaatan aset barang milik negara harus dijalankan dengan good corporate governance. AP II berkomitmen untuk mendayagunakan bandara tersebut agar lebih produktif dan efisien.

Pengelola bandara di kawasan Barat Indonesia ini mengaku telah menyiapkan desain revitalisasi atau perluasan terminal baru untuk mengakomodir pertumbuhan pergerakan pesawat dan jumlah penumpang.

Saat ini, kapasitas terminal hanya 250.000 penumpang, sedangkan pergerakan penumpang sudah mendekati 1 juta orang.

AP II juga akan melakukan penambahan fasilitas sisi udara seperti perpanjangan runway dan penebalan (overlay) runway.

Pada 2015, bandara ini dibangun dengan dana Kabupaten Belitung.

Renovasi Bandara Hanandjoedin bertujuan untuk membenahi infrastruktur, karena Pulau Belitung termasuk dari proyek strategis nasional dan merupakan salah satu dari 10 destinasi wisata Bali baru.

Saat ini, bandara tersebut sudah dapat dilandasi pesawat jenis Boeing 737-800 NG, 737-900 ER, dan Airbus A320, karena telah terdapat runway sepanjang 2.500 meter.

Sebelumnya, AP II juga menggandeng Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA) untuk mempercepat pembiayaan pengembangan empat bandara yang sedang dalam proses alih kelola dari Ditjen Kekayaan Negara.

Adapun, alokasi dana investasi keempat bandara itu diperkirakan senilai Rp1,7 triliun.

Keempat bandara tersebut adalah Bandara Fatmawati Soekarno di Bengkulu, Bandara Radin Inten II di Lampung, Bandara Hanandjoeddin di Belitung, dan Bandara Tjilik Riwut di Palangkaraya.

Pihaknya menilai PINA bisa berperan sebagai akselerator proyek pemerintah yang strategis, terutama bandara. Apalagi, pergerakan penumpang AP II saat ini sudah lebih dari 100 juta orang, sehingga memerlukan ekspansi secara berkelanjutan.

Dalam kesempatan yang sama, Plt. Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub M. Pramintohadi Sukarno mengatakan pengalihan pengelolaan merupakan salah satu strategi yang bagus dalam mengembangkan kinerja bandara di Indonesia.

"Saya yakin bahwa alih kelola ini akan diikuti berbagai inovasi seperti modernisasi bandara, rute-rute penerbangan akan bertambah, implementasi IT, serta sistem otomasi pelayanan, sehingga kepuasan konsumen selalu meningkat," kata Pramintohadi.
 
Dia menambahkan perjanjian ini mengikat selama 25 - 35 tahun, sehingga kesempatan untuk pengembangan di bandara tersebut bisa lebih optimal.

"Ini adalah kesempatan bagi rekan kita di daerah untuk belajar mengelola bandara agar lebih agresif sehingga hal ini merupakan tantangan yang positif bagi seluruh pihak," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper