Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina MOR I Jaga Pasokan LPG 3 Kg di Sumbagut

PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) I menyatakan terus menjaga ketersediaan pasokan LPG 3 kg bagi kebutuhan masyarakat di wilayah operasional yang terdiri dari Provinsi Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau dan Kepulauan Riau.
Tabung elpiji 3 kg/Antara
Tabung elpiji 3 kg/Antara

Bisnis.com, MEDAN – PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) I menyatakan terus menjaga ketersediaan pasokan LPG 3 kg bagi kebutuhan masyarakat di wilayah operasional yang terdiri dari Provinsi Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau dan Kepulauan Riau.

Hal itu disampaikan Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR I Rudi Ariffianto menyusul adanya isu soal kelangkaan pasokan dan naiknya harga LPG 3 kg tiga daerah di Sumut, yakni Tebingtinggi, Labuhanbatu dan Dairi.

Rudi menuturkan, dengan ketersediaan pasokan sesuai kuota, menurutnya seharusnya masalah kelangkaan tersebut tidak terjadi.

“Sebenarnya realisasi penyaluran LPG 3 kg di Sumut sudah relatif sesuai kuota, bahkan mungkin lebih tinggi sedikit. Artinya seharusnya kalau penggunaan LPG 3 kg sesuai peruntukannya, tidak ada terjadi seperti yang kemarin di Labuhanbatu, Tebingtinggi dan Dairi,” ujarnya saat ditemui di sela-sela kegiatan Pertamina Sapa Pelanggan yang digelar di SPBU Singapore Station Adam Malik, Medan, Selasa (4/9/2018).

Dia menduga, masalah yang terjadi di beberapa daerah tersebut pada dasarnya bukan karena pasokan. Hal itu berkaca pada operasi pasar yang digelar Pertamina MOR I yang berjalan tanpa ada antrian luar biasa.

“Saat operasi pasar, penjualannya memang laku, tapi tidak adda rush atau antrian. Semua lancar-lanca saja. Itu mengindikasikan bahwa pasokan tidak ada masalah,” katanya.

Lebih lanjut, Rudi menilai sulitnya masyarakat mendapatkan pasokan LPG 3 kg lantaran penyalurannnya yang tidak sesuai dengan peruntukan. LPG subsidi tersebut seharusnya ditujukan untuk masyarakat kurang mampu tetapi ikut dinikmati oleh pelaku usaha restoran hingga aparatur sipil negara.

“Yang perlu didorong ke depan adalah bagaimana pengawasannya supaya lebih kuat, harus kerja sama antara pemerintah daerah, Pertamina dan stakeholder terkait. Indikasi penggunaan yang tidak sesuai peruntukan itu tidak tertutup terjadi, sebab kami lihat stok di pangkalan atau agen mencukupi tetapi saat masuk ke pengecer ada trouble,” jelasnya.

Pada perkembangan lain, Pertamina juga mendorong konversi penggunaan LPG 3 kg ke produk LPG nonsubsidi atau Bright Gas lewat kerja sama dengan Pemda.

Rudi menuturkan, program konversi sudah dilakukan di 27 dari 33 kabupaten / kota di Sumut. Efektivitasnya tampak dari kenaikan penjualan Bright Gas secara signfikan.”Penjualan Bright Gas atau LPG nonsubsidi on the track, ditopang oleh konversi dari para ASN yang tadinya menggunakan LPG 3 kg. Dulu lonjakannya sempat 300%, sekarang karena basisnya sudah tinggi jadi growthnya sekitar 10%-15%, tapi ini sudah on the track,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ropesta Sitorus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper