Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Keresahan Inflasi Pangan Wajar, Tetapi Jangan Berlebihan 

Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) memperkirakan gejolak harga yang cukup signifikan terjadi pada beras, telur ayam, dan daging ayam.
Pedagang memotong daging ayam di lapaknya di Pasar Kosambi Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/1)./JIBI-Rachman
Pedagang memotong daging ayam di lapaknya di Pasar Kosambi Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/1)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA -- Keresahan pemerintah terkait gejolak harga pangan  pada akhir tahun dinilai wajar.

Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) memperkirakan gejolak harga yang cukup signifikan terjadi pada beras, telur ayam, dan daging ayam.

Ketua Umum Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia Dwi Andreas Santosa mengatakan, pihaknya memprediksi ketiga komoditas pangan ini akan mengalami kenaikan signifikan.

"Iya memang akan meningkat, sehingga memang wajar kalau pemerintah sedikit khawatir," katanya kepada Bisnis, Sabtu (25/8/2018).

Sebagai informasi, pemerintah menugaskan Bulog untuk melakukan operasi pasar yang lebih agresif dalam memitigasi kenaikan harga pangan.

Untuk beras, Dwi menjelaskan, sejak Juli harga beras sudah mulai meningkat. Dalam kurun tiga minggu terakhir peningkatan harga gabah di tingkat petani sudah mencapai Rp200 per kg.

Selain itu, daging ayam ras dan telur ayam akan kembali mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan pada akhir tahun. Meski demikian, kenaikannnya sesuai dengan tren harga pada tahun-tahun sebelumnya.

Namun, Dwi berharap pemerintah tidak terlalu berlebihan dalam menangani kenaikan harga tersebut dan tidak terlalu cepat melakukan intervensi berlebihan atau sampai menuduh kartel/mafia bermain (khusus untuk telur dan ayam).

Hal tersebut dikarenakan kenaikan harga lebih disebabkan oleh petani dan peternak yang mendapat keuntungan lebih.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga beras medium Rp11.650 per kg, telur ayam Rp24.450 per kg, daging ayam ras Rp37.200 per kg, atau masih di atas harga eceran tertinggi dan harga acuannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Richard
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper