Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BKPM Akui Target Investasi Rp765 Triliun Sulit Dicapai

Badan Koordinasi Penanaman Modal mengakui target investasi 2018 sebesar Rp765 triliun akan sulit dicapai dalam situasi ekonomi saat ini. 
Aktivitas di area pertambangan batu bara PT Adaro Indonesia, di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (17/10)./JIBI-Nurul Hidayat
Aktivitas di area pertambangan batu bara PT Adaro Indonesia, di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (17/10)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal mengakui target investasi 2018 sebesar Rp765 triliun akan sulit dicapai dalam situasi ekonomi saat ini. 

Hingga semester I/2018, realisasi investasi tercatat mencapai Rp361,6 triliun atau tumbuh 7,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sekitar Rp336,7 triliun.
 
Namun, angka ini baru mencapai 47,26% dari total target sepanjang tahun. 

Untuk kuartal II/2018 saja, realisasi investasinya sebesar Rp176,3 triliun atau melambat 3,1% secara year-on-year (yoy) yang nilainya Rp170,9 triliun.

Pada kuartal II/2017, pertumbuhan investasi dalam negeri dan asing tercatat meningkat 12,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

 Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas T. Lembong menuturkan dengan perlambatan pada kuartal kedua kali ini, pencapaian target 2018 menjadi lebih sulit. 
 
"Tapi seperti yang saya katakan, pemerintah tidak akan diam dan akan mengambil terobosan yang drastis, bila perlu guna mengadang efek negatif," tegasnya, Selasa (14/8/2018).

Terobosan drastis tersebut antara lain menekan impor untuk menghemat devisa; memperbaiki defisit di neraca perdagangan sekaligus defisit transaksi berjalan melalui pemanfaatan biofuel 20% (B20); mengkaji insentif super tax holiday atau tax deduction bagi industri barang setengah jadi; serta menyiapkan terobosan di sektor e-commerce dan digital ekonomi.
 
Lembong mengemukakan sektor e-commerce dan smelter telah berhasil menyelamatkan investasi asing langsung di dalam negeri dalam lima tahun terakhir. 
 
"Mengingat peran yang luar biasa dari sektor-sektor ini, kami akan mendorong  upaya-upaya terobosan untuk terus mempertahankan momentum investasi di digital economy," ungkapnya. 
 
Lebih lanjut, BKPM menilai pengendalian laju impor merupakan langkah strategis. Terlebih, posisi neraca perdagangan dan transaksi berjalan yang negatif akan memaksa Indonesia untuk mengencangkan ikat pinggang. 
 
BKPM bakal membantu memprioritaskan barang modal yang mendukung investasi dan bisa mengurangi ketergantungan impor melalui insentif bea dan cukai, yaitu master list.
 
Tidak hanya itu, Lembong berharap di tengah kondisi yang tidak menentu ini pemerintah menjaga kebijakannya agar tidak blunder. Pasalnya, kebijakan yang mengagetkan akan berdampak negatif terhadap investasi. 

Dalam catatan BKPM, realisasi investasi paling besar di Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada kuartal II/2018 adalah di sektor pertambangan dengan nilai Rp 28,2 triliun.

Selanjutnya, sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi dengan capaian Rp 25,6 triliun. Kemudian, sektor Listrik, Gas dan Air sebesar Rp20,8 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper