Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akuisisi 2 Perusahaan Batu Bara oleh PLN Tuntas Akhir Tahun Ini

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) optimistis segera menuntasakan proses akuisisi sedikitnya dua perusahaan tambang batu bara hingga akhir 2018.
Warga mengamati kapal tongkang batu bara yang kandas dan patah menjadi dua akibat diterjang gelombang besar di perairan pantai Ujung Kareng, Lhoknga, Aceh Besar, Aceh, Senin (30/7/2018)./ANTARA-Ampelsa
Warga mengamati kapal tongkang batu bara yang kandas dan patah menjadi dua akibat diterjang gelombang besar di perairan pantai Ujung Kareng, Lhoknga, Aceh Besar, Aceh, Senin (30/7/2018)./ANTARA-Ampelsa

Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) optimistis segera menuntasakan proses akuisisi sedikitnya dua perusahaan tambang batu bara hingga akhir 2018.

Akuisisi tambang batu bara itu bertujuan untuk memasok bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Dengan memiliki area pertambangan sendiri, perseroan diharapkan bisa mendapatkan batu bara dengan harga lebih efisien dibandingkan harus membeli dari perusahaan lain.

Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan bahwa sejauh ini proses studi awal atau kelayakan (due diligence) masih berlangsung, untuk melihat tambang mana yang paling dapat menekan harga pokok produksi listrik perusahaan.

 “Paling akhir tahun ini ada satu atau dua tambang yang kita ambil. Dengan akuisisi maunya kita beli dengan end cost, tanpa profit. Karena itu akan menekan kita punya HPP,” katanya di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (14/8/2018).

 PT PLN (Persero) menargetkan akuisisi konsensi tambang batu bara  untuk memasok bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) mulut tambang di Sumatera dan Kalimantan dapat selesai pada pertengahan tahun ini.

Dalam catatan Bisnis, terdapat total 8 wilayah tambang yang akan diakusisi perseroan, nantinya memasok bahan baku untuk PLTU Jambi,  Riau, Sumsel 6, Kaselteng 3, Kaselteng 4, Kaselteng 5, Kaltim 3 dan Kaltim 5.

Dalam proses kesepatakan tersbeut, PLN akan mengakuisisi wilayah tambang dengan mengambil porsi saham mayoritas sebesar 51%.  Beberapa tambang yang berada di Pontianak dan Bangka Belitung, masuk radar akusisi perusahaan setrum negara ini.

Proses akuisisi perusahaan tambang tersebut untuk mendapatkan harga batu bara yang lebih murah untuk memasok ke PLTU. Jika seluruh PLTU yang direncanakan sudah dibangun, makan PLN membutuhkan pasokan batu bara hingga 150 juta ton per tahun dibandingkan kondisi saat ini sekitar 76 juta ton per tahun.

Sofyan menambahkan kesepakatan dengan tambang batu bara tidak semua mengarah pada akuisisi, tetapi juga cukup dalam bentuk kerja sama.

Sayangnya, mantan direktur PT Bank Rakyat Indonesia ini enggan menyebutkan tambang mana yang akan diakusisi hingga akhir tahun.

Sebelumnya, PLN memproyeksikan kebutuhan batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dapat  meningkat hingga 145 juta ton pada 2026.  Jumlah tersebut meningkat sekitar 76,39% dari realisasi tahun lalu, yakni sebesar 82.2 juta ton.

Peningkatan tersebut didorong oleh banyaknya PLTU dari program 35.000 megawatt (MW) yang akan segera beroperasi atau mencapai commercial operation date (COD).

Untuk tahun ini kebutuhan batu bara diperkirakan meningkat menjadi 92 juta ton, sementara pada 2020-2021 kebutuhan batu bara dapat mengalami kenaikan 106-120 juta ton.

Sementara itu, alokasi kewajiban domestic market obligation batu bara ditetapkan pemerintah tahun ini sebesar 25% dari rencana produksi atau sekitar 121 juta ton. Batas atas produksi  tahun ini sebesar 484 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper