Bisnis.com, PALEMBANG – Pemerintah mulai melakukan evaluasi menyeluruh terhadap operasional kereta api ringan atau light rail transit (LRT) Palembang pasca kejadian kereta yang berhenti mendadak saat membawa ratusan penumpang pada Minggu (12/8/2018).
Dirjen Perkeretapian Kementerian Perhubungan Zulfikri mengatakan evaluasi diharapkan dapat memberikan perbaikan kinerja operasional LRT secara keseluruhan.
"Saat ini kami masih melakukan penyelidikan mendalam terkait kejadian terakhir. Kami, pemerintah, meminta maaf sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan pengguna LRT yang terjadi Minggu lalu," katanya saat jumpa pers di Palembang, Senin (13/8/2018).
Sejak LRT beroperasi pada 23 Juli 2018 tercatat telah tiga kali mengalami kejadian atau masalah saat beroperasi. Berikut kronologi 3 kali LRT Palembang mogok
Rabu 1 Agustus 2018
Gangguan pada sensor pintu yang sensitif terkait prosedur pengamanan. LRT tak akan jalan jika pintu kereta masih terbuka atau terbaca oleh sistem dalam kondisi terbuka.
Jadi ketika LRT dalam kondisi berjalan dan tiba-tiba terbaca oleh sistem ada pintu yang terbuka, otomatis LRT berhenti.
"Kereta terpaksa berhenti karena apabila pintu tidak tertutup sempurna maka masinis kereta tidak bisa menjalankan keretanya dan harus mengecek pintu agar tertutup sempurna," tutur Zulfikri.
Jumat 10 Agustus 2018
LRT berhenti mendadak di Stasiun Bumi Sriwijaya karena vehicle display unit (VDU) yang tidak dapat membaca posisi kereta.
Minggu 12 Agustus 2018
Terjadi short circuit atau arus pendek, yang disebabkan putusnya kabel CCD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel