Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemarau Panjang, Awasi Lonjakan Harga Hortikultura

Musim kemarau yang lebih panjang tahun ini diprediksi paling berdampak ke kenaikan harga komoditas hortikultura, khususnya cabai, bawang-bawangan, serta tomat pada akhir tahun.
Buah dan sayur/Istimewa
Buah dan sayur/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Musim kemarau yang lebih panjang tahun ini diprediksi paling berdampak ke kenaikan harga komoditas hortikultura, khususnya cabai, bawang-bawangan, serta tomat pada akhir tahun.

Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdulla Mansuri menjelaskan, setiap tahunnya, kenaikan harga cabai, bawang, dan tomat tidak pernah terelakkan akibat belum efektifnya langkah pemerintah untuk menanggulangi masalah gangguan produksi.

“Iya, harga saat ini memang masih aman, tetapi coba lihat nanti. Ketika pasokan berkurang, kenaikan harga merupakan hal yang acapkali terjadi,” tuturnya saat dihubungi Bisnis.com baru-baru ini.

Menurutnya, pemerintah sebagai otoritas yang mengetahui kondisi produksi tanaman pangan di lapangan, dengan data yang dimilikinya, seharusnya bisa melakukan pembenahan. Namun, hal tersebut seringkali gagal dilakukan.

“Harus ada produksi tambahan, terutama untuk daerah Jabodetabek plus, yang konsumsinya paling besar.”

Dia mengatakan, meskipun saat ini harga bawang merah, bawang putih, tomat, dan berbagai varietas cabai masih stabil, dalam beberapa bulan kenaikan tidak terhindarkan. Pasalnya, hal tersebut selau terjadi dari tahun ke tahun setelah musim kemarau Agustus—Oktober.

Senada dengan Abdullah, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo berpendapat, kondisi kenaikan harga komoditas hortikultura kemungkinan akan sama seperti pola tahun lalu, yaitu baru terasa pada Desember atau pascakemarau.

Berdasarkan data di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta, pada akhir 2017, harga tertinggi komoditas cabai merah keriting, cabai rawit merah, dan cabai rawit hijau masing-masing menyentuh Rp47.000/kg, Rp96.000/kg, dan Rp60.000/kg.

Pada periode yang sama tahun lalu, harga bawang merah menyentuh Rp21.000/kg, bawang putih mencapai Rp32.000/kg, serta tomat menggapai Rp6.000/kg.

Menurutnya, kenaikan harga yang baru dirasakan pada akhir tahun disebabkan oleh kurangnya kemampuan pemerintah dalam hal penyimpanan komoditas-komoditas hortikultura strategis.

“Pasar induk sebenarnya punya control atmosphere storage dengan kapasitas 10 ton, tetapi memang itu tidak cukup. Jadi seharusnya itu diperbanyak,” ucapnya.

PASOKAN TERPENGARUH

Dari sisi pasokan, Ketua Asosiasi Perusahaan Benih Hortikultura (Hortindo) Afrizal Gindow menyebut, komoditas cabai, bawang, dan tomat akan sangat terpengaruh ketika memasuki musim kemarau kering.

Pasalnya, ketiga komoditas tersebut sangat membutuhkan air untuk masa pertumbuhannya. “Kalau musim kemarau diprediksi makin panjang tahun ini, artinya hasil produksi juga bisa terganggu,” tuturnya.

Dia menjelaskan, cabai merupakan tanaman yang sangat ‘haus’ air dalam masa pertumbuhannya. Khusus untuk varietas merah keriting, dia mengatakan, pasokan komoditas tersebut diprediksi paling tergerus akibat produktivitasnya paling rendah karena kerentanannya terhadap virus.

“Virus itu akan berkembang lebih kuat lagi jika telah memasuki musim kemarau, sehingga dapat diprediksi, produksi panen cabai merah keriting ke depannya akan berkurang.”        

Di sisi lain, sebutnya, kondisi produksi bawang merah dan tomat mirip dengan cabai. Sehingga, dia memperkirakan pasokan kedua komoditas tersebut akan mengalami gangguan.

Hanya saja, dia menegaskan, tekanan harga akibat kekurangan pasokan komoditas hortikultura tersebut tidak akan langsung tercermin pada kenaikan harga dalam waktu dekat.

Pasalnya, bawang merah adalah tanaman yang sering diproduksi saat petani selesai menanam padi, sehingga mekanisme pengairannya sudah cukup mumpuni. Akan tetapi, sebutnya, musim kemarau panjang tahun ini akan tetap mempersulit petani mencukupi stok air.  

Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementarian Perdagangan Tjahja Widayanti mengatakan, otoritas perdagangan selalu waspada dengan potensi-potensi kenaikan harga komoditasa pangan.

Namun, untuk saat ini, katanya, pasokan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat masih terpantau aman dan harga di pasar bergerak stabil. "Kalau saya, di lihat dari sisi hilirnya, kita masih melihat harga masih berada di level yang aman," katanya.

Meski demikian, Tjahja tidak memungkiri akan adanya potensi kenaikan harga padacabai, bawang-bawangan, dan tomat. "Kemungkinan-kemungkinan itu pasti terjadi, tapi kita berharapnya itu tidak terjadi, dan bisa ditekan di level minimum," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Richard

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper