Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Sektor Pertanian dan Pengolahan di Sumut Belum Sesuai Harapan

Angka pertumbuhan ekonomi daerah Sumatra Utara semester I/2018 yang mulai terakselerasi ke level 5,02% dinilai masih belum optimal seiring dengan belum membaiknya kinerja sektor-sektor utama.
Petani memanen getah karet./Antara-Wahdi Septiawan
Petani memanen getah karet./Antara-Wahdi Septiawan

Bisnis.com, MEDAN –  Angka pertumbuhan ekonomi daerah Sumatra Utara semester I/2018 yang mulai terakselerasi ke level 5,02% dinilai masih belum optimal seiring dengan belum membaiknya kinerja sektor-sektor utama.

Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Utara (Sumut), kinerja pertumbuhan ekonomi per akhir Juni 2018 di daerah itu lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 4,83%.

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Bidang Neraca Wilayah BPS Sumut Sabar A. Harianja menuturkan capaian tersebut juga di atas pertumbuhan regional Pulau Sumatra yang menyentuh 4,5%.

Akan tetapi, kinerja ekonomi Sumut kali ini lebih rendah dari rata-rata nasional yang mencapai 5,17%. Padahal per akhir kuartal II/2018, ekonomi Sumut sempat tumbuh di atas rata-rata nasional, yakni 5,3% atau tiga basis poin (bps) di atas realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sebesar 5,27%.

Selain itu, dibandingkan dengan provinsi lain di regional Sumatra, ekonomi Sumut masih tertinggal jauh dari Sumatra Selatan (Sumsel) yang tumbuh 5,96% per semester I/2018, terdongkrak proyek infrastruktur dan persiapan Asian Games 2018.

“Ketertinggalan tersebut lantaran kinerja dari sektor dengan bobot besar seperti pertanian dan industri pengolahan masih belum sesuai harapan,” katanya di Medan, Senin (6/8/2018).

Sebagai gambaran, hampir 60% ekonomi Sumut ditopang oleh pertanian, industri pengolahan dan perdagangan.

“Kenapa pertumbuhan kita masih stagnan? Karena pertanian dan industri pengolahan sebagai dua sektor yang bobotnya paling tinggi, pertumbuhannya di bawah rata-rata Sumut 5,02%. Kontribusi pertanian dan pengolahan hanya 1,03% dan 0,58%,” ungkap Sabar.

Selain itu, optimalisasi serapan anggaran pemerintah serta perbaikan neraca ekspor diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan dan kualitas ekonomi Sumut pada paruh kedua tahun 2018.

“Kita berharap kenaikan ekspor akan tingkatkan bobot untuk kegiatan PMTB [Peningkatan Modal Tetap Bruto]. Secara perlahan itu akan mengurangi bobot konsumsi rumah tangga sehingga pertumbuhan ekonomi Sumut lebih berkualitas daripada hanya mengandalkan konsumsi rumah tangga,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper