Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Kata Analis Soal Investor Saham dan Kinerja Emiten Asal Sumut

Manfaat dan urgensi bagi perusahaan untuk melantai di bursa harus terus disosialisasikan untuk mendorong penambahan emiten dan investor saham di Sumatra Utara.
Perkebunan PTPN III di Sumatra Utara. Analis memperkirakan jika BUMN perkebunan melantai di bursa, itu akan mendorong perusahaan-perusahaan di Sumut untuk IPO./ptpn3.co.id
Perkebunan PTPN III di Sumatra Utara. Analis memperkirakan jika BUMN perkebunan melantai di bursa, itu akan mendorong perusahaan-perusahaan di Sumut untuk IPO./ptpn3.co.id

Bisnis.com, MEDAN – Manfaat dan urgensi bagi perusahaan untuk melantai di bursa harus terus disosialisasikan untuk mendorong penambahan emiten dan investor saham di Sumatra Utara.

Menurut analis pasar modal Sumut Gunawan Benjamin, edukasi yang dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia sebaiknya jangan hanya fokus untuk menjaring investor baru.

“Edukasi agar perusahaannya mau IPO dan memahami urgensinya. Masih banyak perusahaan swasta yang bergantung pada jasa keuangan perbankan, padahal ada alternatif yang memberi manfaat jauh lebih besar yakni di pasar modal,” ungkapnya kepada Bisnis pada Rabu (25/7/2018).

Gunawan mengapresiasi peningkatan investor saham dari Sumut yang telah mencapai 31.510 serta tujuh perusahaan yang telah go public di pasar modal. Namun, menurutnya, angka tersebut masih sangat kecil dibandingkan potensi yang ada.

“Porsinya itu masih sangat rendah, rasionya hanya 0,3% dari total penduduk Sumut yang sekitar 10 juta. Lalu, emiten hanya tujuh perusahaan, padahal saya melihat setidaknya ada 50 perusahaan besar di Sumut yang layak IPO, baik swasta maupun BUMN,” ujarnya.

Menurutnya, jika perusahaan-perusahaan tersebut diarahkan untuk IPO dan stakeholder-nya diarahkan untuk membuka rekening saham, jumlah investor baru berpotensi ikut terkerek. Hal ini terutama jika yang IPO adalah BUMN perkebunan.

Dia menilai salah satu kendala pemasaran produk pasar modal di Sumut adalah karena  kebanyakan perusahaan sekuritas hanya berbisnis di Kota Medan dan tidak memiliki cabang di kota-kota lainnya.

Walhasil, daya dobraknya untuk menjaring invenstor yang potensial di luar Medan terbatas. Padahal perusahaan sekuritas inilah yang menjadi ujung tombak dalam memasarkan produk pasar modal sekaligus mengedukasi masyarakat.

“Terlihat jelas Sumut masih sangat potensial untuk pengembangan industri pasar modal, tetapi masih banyak masyarakat yang belum tahu,” lanjut Gunawan.

Secara terpisah, analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan penambahan jumlah emiten saham dari Sumut sudah cukup bagus meskipun belum signifikan.

Untuk membuat kinerja sahamnya lebih positif dan diminati investor, dia berpendapat likuiditasnya perlu ditingkatkan.

“Saham-saham emiten dari Sumut itu bukan karena tidak menarik secara kinerja, tapi likuiditasnya yang masih kurang. Kapitalisasi pasarnya kecil, sehingga tidak menarik untuk ditransaksikan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper