Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Entrepreneur Networking Forum: Pengusaha Harus Jeli Ambil Peluang dari Perang Dagang

Bagi usaha kecil dan menengah yang orientasinya ekspor, ada banyak celah yang bisa dimanfaatkan, apalagi pemerintah memberikan banyak insentif bagi industri yang berorientasi ekspor, kata Bhima dalam Entrepreneur Networking Forum yang digelar Bisnis Indonesia dan Bank BTPN di Medan, Sumatra Utara pada Kamis (19/7/2018).
Business Strategy & Alignment Head Business Banking BTPN Michael Jermia Tjahjamulia berbicara menjadi pemateri bersama Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara dalam Entreprenur Networking Forum yang digelar BTPN bersama Bisnis Indonesia di Medan, Sumatra Utara, Kamis (19/7/2018). (Abdi Amna/Bisnis)
Business Strategy & Alignment Head Business Banking BTPN Michael Jermia Tjahjamulia berbicara menjadi pemateri bersama Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara dalam Entreprenur Networking Forum yang digelar BTPN bersama Bisnis Indonesia di Medan, Sumatra Utara, Kamis (19/7/2018). (Abdi Amna/Bisnis)

Bisnis.com, MEDAN – Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mendorong pengusaha agar lebih jeli dalam mengambil peluang dari memanasnya perang dagang Amerika Serikat-China 

Menurutnya, perang dagang skala global tersebut membawa tantangan sekaligus peluang bagi pelaku usaha dalam negeri, dan dunia usaha akan lebih prospektif pada paruh kedua tahun 2018 hingga 2019, khususnya bagi usaha kecil menengah yang berorientasi ekspor.

“Bagi usaha kecil dan menengah yang orientasinya ekspor, ada banyak celah yang bisa dimanfaatkan, apalagi pemerintah memberikan banyak insentif bagi industri yang berorientasi ekspor,” kata Bhima dalam Entrepreneur Networking Forum yang digelar Bisnis Indonesia dan Bank BTPN di Medan, Sumatra Utara pada Kamis (19/7/2018).

Sebagai contoh, dia mengatakan salah satu efek perang dagang tersebut adalah pengenaan bea masuk yang menyulitkan ekspor minyak nabati dari Amerika Serikat ke China. Padahal selama 20 tahun terakhir AS sangat menikmati pasar ekspor ke negara berpenduduk 1,3 miliar itu, khususnya untuk minyak kedelai. “Nah passa perang dagang, peluang bagi Indonesia untuk memasok minyak nabati ke China,” katanya.

Peluang lainnya yakni untuk barang elektronik. Penerapan bea masuk yang lebih tinggi seharusnya membuat produk-produk elektronik dari Indonesia bisa lebih kompetitif.

Akan tetapi, menurut Bhima, kesempatan tersebut harus dimanfaatkan secepatnya agar tidak ketinggalan dibandingkan dengan langkah Vietnam dan Thailand yang juga mengincar kesempatan yang sama.

Di sisi lain, perang dagang tersebut juga memiliki efek risiko yang mesti dicermati, antara lain potensi turunnya volume perdagangan dunia. Hal tersebut tentu akan berdampak bagi Indonesia yang selama ini dikenal ada dalam rantai pasok terendah, yakni sebagai pengekspor bahan baku.

Efek lainnya, perang dagang tersebut juga akan memicu ketidakpastian global sehingga membuat investor akan berhati-hati untuk berinvestasi di negara berkembang seperti Indonesia. “Jadi bukan karena efek tahun politik sebenarnya, tetapi lebih karena kondisi dinamika ekonomi makro global,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper