Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Resah Tunggu Testimoni Powell, Rupiah Rebound

Nilai tukar rupiah berhasil mempertahankan reboundnya dan berakhir menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (17/7/2018), sejalan dengan penguatan mayoritas mata uang di Asia terhadap dolar AS.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah berhasil mempertahankan reboundnya dan berakhir menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (17/7/2018), sejalan dengan penguatan mayoritas mata uang di Asia terhadap dolar AS.

Rupiah ditutup menguat 16 poin atau 0,11% di level Rp14.378 per dolar AS, setelah mulai rebound saat dibuka dengan apresiasi 4 poin atau 0,03% di posisi 14.390.

Pada perdagangan Senin (16/7), performa mata uang Garuda berakhir melemah 16 poin atau 0,11% di level 14.394 per dolar AS. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak pada level Rp14.372 – Rp14.393 per dolar AS.

Bersama rupiah, mayoritas mata uang lainnya di Asia terpantau menguat petang ini, dipimpin won Korea Selatan sebesar 0,44%, peso Filipina dengan 0,24%, dan rupee India yang menguat 0,23%. Di sisi lain, yen Jepang dan ringgit Malaysia masing-masing terpantau melemah 0,12% dan 0,05%.

Sementara itu, pergerakan indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau melandai 0,12% atau 0,113 poin ke level 94,398 pada pukul 17.10 WIB.

Sebelumnya, indeks dolar dibuka naik 0,041 poin atau 0,04% di posisi 94,552, setelah berakhir di zona merah dengan pelemahan 0,18% atau 0,166 poin di level 94,511 pada perdagangan Senin (16/7).

Dilansir Bloomberg, kinerja mayoritas mata uang di Asia mampu menguat ditopang pelemahan dolar AS pada perdagangan Senin (16/7) berikut minimnya sentimen negatif lebih lanjut tentang perselisihan perdagangan.

“Pelemahan dolar AS serta minimnya eskalasi lebih lanjut dalam hal tensi perdagangan antara Amerika Serikat dan China membantu mata uang Asia menguat,” ujar Khoon Goh, kepala riset Asia di ANZ Banking Group.

Pelemahan indeks dolar AS berlanjut pada perdagangan petang ini menjelang penyampaian testimoni oleh Gubernur Federal Reserve Jerome Powell.

Para pedagang dipastikan menantikan agenda ini demi mendapatkan petunjuk tentang laju kenaikan suku bunga AS dan risiko yang berasal dari konflik perdagangan.

Powell akan menyampaikan pandangannya mengenai ekonomi dan kebijakan moneter pada hari ini waktu setempat di depan Komite Perbankan Senat AS.

Diperkirakan, ia akan menyampaikan kesan optimistis tentang prospek pertumbuhan serta menegaskan kembali kebijakan pengetatan moneter bertahap oleh The Fed.

Meski demikian, ia bisa juga menghadapi pertanyaan sulit mengenai independensi bank sentral AS tersebut serta bagaimana akan menangani eskalasi dalam perang perdagangan global.

“Konflik perdagangan yang meningkat menjadi risiko penurunan yang semakin realistis serta dapat membebani sentimen dan belanja modal,” kata analis Societe Generale, Guy Stear.

“Dapat dipertanyakan berapa lama lagi pejabat teratas bank sentral tersebut akan mampu dan ingin tetap terlindungi karena meningkatnya ketegangan.”

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper