Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ayah Pebasket New York Knicks Dituding Anggota Teroris

Ayah Enes Kanter, pebasket profesional yang bermain di NBA, didakwa sebagai anggota teroris oleh pengadilan Turki.
Pebasket profesional Enes Kanter sekarang bermain di Liga Basket NBA untuk klub New York Knicks./Reuters
Pebasket profesional Enes Kanter sekarang bermain di Liga Basket NBA untuk klub New York Knicks./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Ayah Enes Kanter, pebasket profesional yang bermain di NBA, didakwa sebagai anggota teroris oleh pengadilan Turki.

Reuters, yang mengutip kantor berita Anadolu, melansir Selasa (19/6/2018), Mehmet Kanter diklaim berhubungan dengan 127 orang yang terkait dengan Fethullah Gulen. Gulen adalah ulama ternama asal Turki yang mengasingkan diri ke AS dan dituduh sebagai teroris oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Erdogan menuding Gulen sebagai dalang di balik aksi kudeta yang gagal pada 2016. Tuduhan itu telah dibantah oleh Gulen, yang mengasingkan diri sejak 1999.

Jaksa disebut menyiapkan tuntutan penjara hingga 10 tahun bagi Kanter, yang dulunya adalah seorang profesor.

Adapun Enes Kanter bermain untuk klub New York Knicks. Dia juga dikenal sebagai salah satu pengritik Erdogan dan telah menyampaikan protesnya terhadap pemerintahan Turki saat ini beberapa kali, termasuk melalui media sosial.

Menurut Enes, rezim Erdogan menghancurkan demokrasi Turki dan melakukan pelanggaran HAM.

"Saya akan tetap melawan sebagai dukungan terhadap HAM dan kemerdekaan berpendapat," ujarnya melalui Twitter, Senin (18/6).

Kudeta yang gagal terjadi pada 15 Juli 2016 dan disebut menewaskan 260 orang serta melukai 2.200 orang lainnya. Ketika itu, tentara yang berseberangan dengan Erdogan berupaya menangkapnya di sebuah resor saat sedang berlibur.

Namun, Erdogan telah meninggalkan resor tersebut 15 menit sebelumnya dan upaya kudeta itu digagalkan oleh warga sipil serta tentara yang loyal kepadanya.

Pemerintah Turki kemudian melakukan penyelidikan dan menangkap sejumlah orang yang diklaim terlibat. Tercatat lebih dari 150.000 pegawai negeri sipil diberhentikan dan sekitar 50.000 orang ditangkap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper