Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Melemah, Libur Panjang Picu Profit Taking

IHSG hari ini melemah disinyalir akibat aksi profit taking menyusul libur panjang yang tinggal 2 hari lagi. Pergerakan indeks saham hari ini juga masih terjaga di atas level 6.000.
Ilustrasi: Karyawan dan pelaku usaha berada di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Ilustrasi: Karyawan dan pelaku usaha berada di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, MEDAN - Indeks Harga Saham Gabungan berbalik ke zona merah pada hari ini setelah mengalami penguatan pada hari-hari sebelumnya.

IHSG ditutup melemah 19 poin atau sebesar 0,31% di level 6.069. Adapun level tertinggi IHSG berada di 6.096 dan terendah berada di level 6.063

"IHSG hari ini melemah disinyalir akibat aksi profit taking menyusul libur panjang yang tinggal 2 hari lagi. Pergerakan indeks saham hari ini juga masih terjaga di atas level 6.000," kata analis Lotus Andalan Sekuritas Gunawan Benjamin, Rabu (6/6/2018).

Sebaliknya mayoritas bursa saham global hari ini tampak menguat, investor menyambut baik pertemuan Trump dengan Kim Jong Un di Singapura. Indeks Hangseng menguat 0,533%, indeks Nasdaq menguat 0,41%, Shanghai menguat 0,031%.

Sementara itu, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat hari ini semakin menguat. Rupiah diperdagangkan di kisaran Rp. 13.830.

"Penguatan rupiah beberapa waktu terakhir dipengaruhi oleh kebijakan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia sebanyak dua kali pada periode yang berdekatan," katanya.

Kenaikan suku bunga acuan ini, menurutnya, menjadi daya tarik investor asing untuk menanamkan modalnya kembali di Indonesia. Di samping itu, rilis data inflasi ekonomi Indonesia menunjukkan hasil yang memuaskan.

Capital inflow kembali masuk ke pasar uang maupun pasar Modal Indonesia. Hal ini mendorong banyaknya permintaan rupiah terhadap dolar AS dan mendorong penguatan rupiah terhadap dolar AS. Dolar AS juga tampak melemah terhadap mayoritas mata uang lainnya, setelah masing masing negara melakukan penyelamatan nilai tukar mata uangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper