Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petugas melintas di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (9/4)./JIBI-Dwi Prasetya
Petugas melintas di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (9/4)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, BATAM - Badan Pengusahaan (BP)  Batam berharap investasi pemasok perangkat telpon pintar bisa mendongkrak produksi Xiaomi sekaligus mendorong pertumbuhan industri manufaktur.

Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo mengatakan bahwa saat ini produksi perakitan ponsel pintar Xiaomi di Batam mencapai kapasitas 1 juta unit perbulan. Harapannya, setelah kegiatan investor summit yang diselenggarakan oleh Xiaomi dan BP Batam dengan mengundang 24 pemasok perangkat telepon pintar, produksi ponsel asal China tersebut bisa meningkat dua kali lipa perbulan.

“Kami siap berdiskusi dengan investor apa yang bisa kami lakukan agar tidak hanya Xiaomi yang meningkatkan kapasitas produksi tapi juga pemasok untuk Xiaomi bisa juga berinvestasi di Batam,” tuturnya saat pembukaan Supplier Investor Summit di Batam, Senin (7/5/2018).

Sosialisasi kepada calon investor pemasok perangkat laporan ini, menurutnya, merupakan salah satu cara untuk mencari sumber pertumbuhan di sektor industri manufaktur elektronik. Saat ini industri jenis ini berkontribusi terhadap 25% hingga 26% pertumbuhan ekonomi di Batam. Secara keseluruhan, industri manufaktur termasuk elektronik menyumbang 52% dari pertumbuhan daerah tersebut.

Optimistis

Pihaknya optimistis tahun ini pertumbuhan di Batam bisa mencapai 4,5% dan tahun depan bisa mencapai 7% karena mulai membaiknya perekonomian yang ditandai dengan meningkatnya harga minyak dan gas sehingga memicu pertumbuhan industri manufaktur di bidang perminyakan dan gas. Di samping itu, industri manufaktur perkapalan yang juga merupakan salah satu andalan pertumbuhan juga mulai meninjukan tanda-tanda kebangkitan.

Untuk mendorong pertumbuhan tersebut pihaknya mengandalkan kemudahan pengurusan izin prinsip yang dapat diakses hanya dalam waktu maksimal tiga jam. Begitu izin diberikan, investor dapat langsung melakukan pembangunan konstruksi dan pengurusan izin perusahaannya dapat dilakukan bersamaan dengan pembangunan tersebut.

“Kami juga tidak lepas investor, bersama BP Batam kita bisa mengurus izin usaha dari kementerian dan lembaga terkait. Ini belum cukup. Langkah selanjutnya kami menyiapkan online single submission yang akan diluncurkan 20 Mei nanti,” paparnya.

3 Fase

Deputi Perencanaan dan Pengembangan Batam Yusmar Anggadinata mengungkapkan bahwa setidaknya ada tiga fase yang menjadi syarat bertumbuhnya industri hulu di Indonesia khususnya di Batam. Adapun fase pertama yakni tahap perakitan produk industri tertentu seperti yang selama ini dilakukan oleh Xiaomi Inc bekerja sama dengan PT Sat Nusapersada.

“Tahap berikutnya kita ciptakan ekosistem rantai pasoknya dengan cara memudahkan arus masuk barang dengan meningkatkan kapasitas Pelabuhan Batu Ampar dari kapasitas 500.000 Teus dan mendorong Bandara Hang Nadim untuk menjadi bandara dengan spesialisasi kargo. Desember nanti pemenang tender revitalisasi bandara sudah bisa diketahui,” tuturnya.

Setelah dua tahap itu dilalui, lanjutnya, maka Batam kemudian bisa menjadi lokasi industri hulu yang bisa mendorong pertumbuhan industri perantara dan hilir dan nantinya akan meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Indonesia.

Sejak Januari hingga April 2018, melalui kemudahan pelayanan izin tiga jam, ada delapan investasi yang direalisasikan di Batam dengan total investasi mencapai US$40,5 juta. Selain Xiaomi yang bergerak di bidang industri ponsel pintar, adapula industri barang plastik, beton, daur ulang barang bukan logam, karet buatan, pipa, serta bahan baku plastik. Mayoritas investasi tersebut berasal dari daratan China.

Sementara itu, dalam kurun waktu Oktober 2017-April 2018, sudah ada 92 proyek investasi asing yang mendapatkan izin prinsip dengan nilai investasi mencapai US$308.551 dengan serapan tenaga kerja sebanyak 7.333.

Sementara itu, pada kurun waktu yang sama, sudah ada 44 izin komersial yang diterbitkan dengan nilai investasi US$135.399 dan serapan tenaga kerja sebanyak 2.591 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper